29
sebagai ketidaksengajaan, namun mengasumsikan bahwa tindakan
provokasi tersebut memang sengaja dilakukan, dan individu tersebut
segera melawan membalasnya.
4)
Perbedaan Gender
Umumnya pria cenderung melakukan tindakan agresi secara
langsung ditujukan kepada targetnya, seperti memaki, mendorong,
berteriak, dan lain sebagainya.
Sedangkan wanita cenderung
melakukan agresi secara tidak langsung, seperti bergunjing masalah
orang lain. Tindakan ini memungkinkan individu menutupi identitasnya
dari target yang dituju. Sehingga, target tidak dapat mengetahui siapa
pelakunya. Pada tahun-tahun awal sekolah, perbedaan gender dalam
hal agresi menjadi tampak jelas. Menurut Condry dan Ross (dalam
Hogg & Vaughan, 2002) sejak awal masa anak-anak, laki-laki
cenderung lebih agresif daripada wanita.
Begitupula Maccobay & Jacklin (dalam Santrock, 2003)
menyatakan bahwa kebanyakan laki-laki lebih agresif daripada
kebanyakan wanita. Anak laki-laki pada umumnya memperlihatkan
tingkat agresi fisik yang lebih tinggi daripada perempuan. Hocker
(dalam sarwono, 2000) menyebutkan bahwa perbedaan proses
sosialisasi antara pria dan wanita menghasilkan perbedaan
agresivitas antara keduanya. Perbedaan ini mudah terlihat dalam
tingkah laku bermain. Anak laki-laki melakukan permainan yang
menuntut kekuatan motorik, bersifat ekspansif dan agresif (bermain
bola, perang-perangan) sedangkan anak perempuan melakukan
permainan yang menuntut kehalusan motorik dan non agresif (masak-
masakan, bermain boneka). Darvill dan Cheyne (dalam Hetherington,
1999) menyatakan bahwa pola agresi pada laki-laki dan perempuan
|