30
berbeda dalam cara
tertentu. Laki-laki cenderung membalas setelah
diserang daripada perempuan. Selain itu, remaja pria cenderung
terlibat dalam agresi pada pria lainnya dibandingkan dengan wanita,
sedangkan bagi wanita perbedaan ini tidak terjadi.
4
Faktor Situasional
1)
Temperatur
Suhu dapat berkorelasi positif dengan perilaku agresi. Iklim yang
berlangsung temporer memiliki pengaruh terhadap perilaku. Saat
cuaca panas, tindakan kekerasan lebih sering terjadi (Anderson &
Anderson, 1984; Cohn, 1993; Cotton, 1981, 1986; Harries & Stadler,
1988; Rotton & Frey, 1985, dalam Myers, 2012). Suatu penelitian
yang dilakukan oleh Griffitt (dalam Myers, 2012) menyatakan bahwa
individu yang berada pada ruangan dengan temperatur tinggi
(melebihi 90 F
) merasa lebih lelah, agresif, dan menunjukkan sikap
bermusuhan dengan orang asing. Penelitian berikutnya
mengungkapkan bahwa panas juga dapat memicu tindakan balas
dendam (Bell, 1980; Rule dkk, 1987, dalam Myers, 2012).
2)
Alkohol
Gantner dan
Taylor (dalam Baron & Byrne, 2005) menyatakan
bahwa alkohol mungkin merupakan salah satu faktor situasional yang
berkontribusi pada munculnya agresi, dan bahwa dampak seperti ini
dapat menjadi kuat khususnya untuk orang-orang yang tidak biasa
terlibat dalam tindakan agresi.
|