15
2.4.4
Jenis-jenis Audit Operasional
Menurut
Elder,
Beasley,
Arens
(2010, p740), ada tiga kategori audit
operasional yaitu :
1. Audit Fungsional (Functional Audit)
Audit
fungsional
berkaitan
dengan
sebuah
fungsi
atau
lebih
dalam suatu
organisasi,
misalnya
fungsi
pengeluaran kas, penerimaan kas,
pembayaran gaji. Audit fungsional
memungkinkan adanya spesialisasi
oleh auditor. Auditor
yang
merupakan staf dari
internal audit dapat
lebih
efisien
memakai
seluruh
waktu
mereka
untuk
memeriksa
dalam bidang
tersebut. Tapi di samping itu, audit fungsional memiliki kekurangan yaitu
tidak dievaluasinya fungsi yang saling berkaitan.
2. Audit Organisasional (Organizatinal Audit)
Audit organisasional menyangkut keseluruhan unit organisasi, seperti
departemen, cabang atau anak perusahaan. Penekanan dalam audit ini
adalah
seberapa
efisien
dan
efektif fungsi-fungsi saling berinteraksi.
Rencana organisasi dan metode-metode untuk mengkoordinasikan
aktivitas yang ada, sangat penting dalam audit jenis ini.
3. Penugasan Khusus (Special Assignment)
Penugasan khusus ini timbul atas permintaan manajemen, sehingga dalam
audit jenis ini terdapat banyak variasi. Contohnya adalah menentukan
penyebab
sistem EDP
yang
efektif,
peneyelidikan
kemungkinan
fraud
dalam suatu
divisi
dan
membuat
rekomendasi
untuk
mengurangi
biaya
pembuatan suatu barang.
2.4.5
Tahapan Audit Operasional
Dalam
melakukan audit operasional diperlukan adanya suatu kerangka
tugas
sebagai pedoman dalam melaksanakan audit.
Menurut
Elder, Beasley,
Arens (2010, p740), pemeriksaan operasional dibagi menjadi tiga tahapan :
1.
Perencanaan (Planning)
Dalam pemeriksaan
operasional
serupa
dengan
pemeriksaan
atas
laporan
keuangan.
Pada
saat
perencanaan,
auditor
harus
menentukan
ruang
|