suatu
pekerjaan
karena
adanya
suatu kebutuhan
hidup
yang
harus
dipenuhi.
Kebutuhan
ini dapat
berupa
kebutuhan
ekonomis
yaitu
untuk
memperoleh
uang,
sedangkan
kebutuhan
nonekonomis
dapat diartikan
sebagai
kebutuhan
untuk
memperoleh
penghargaan
dan keinginan
lebih
maju.
Dengan
segala
kebutuhan
tersebut,
seseorang
dituntut
untuk
lebih
giat
dan aktif
dalam
bekerja,
untuk
mencapai
hal
ini
diperlukan
adanya
motivasi
dalam
melakukan
pekerjaan,
karena
dapat
mendorong
seseorang
bekerja
dan selalu
berkeinginan
untuk
melanjutkan
usahanya. Oleh karena itu
jika
pegawai yang mempunyai motivasi kerja yang
tinggi biasanya mempunyai
kinerja yang tinggi pula.
Suharto
dan
Cahyono
(2005)
dan
Hakim
(2006)
menyebutkan
ada
salah
satu
faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu
faktor motivasi, dimana motivasi
merupakan
kondisi
yang
menggerakan
seseorang
berusaha
untuk
mencapai
tujuan
atau
mencapai
hasil
yang
diinginkan.
Rivai
(2004)
menunjukan
bahwa
semakin
kuat
motivasi
kerja,
kinerja
pegawai
akan
semakin
tinggi.
Hal
ini berarti
bahwa
setiap
peningkatan
motivasi
kerja pegawai
akan
memberikan
peningkatan
yang
sangat
berarti
bagi peningkatan
kinerja
pegawai
dalam
melaksanakan
pekerjaannya.
2.1.5.5 Hubungan
antara Disiplin kerja terhadap Kinerja Karyawan
Menurut
Budi
Setiyawan dan
Waridin
(2006)
dan
Aritonang (2005)
menyatakan
bahwa
disiplin kerja
karyawan bagian
dari
faktor
kinerja. Disiplin
kerja harus dimiliki
setiap
karyawan
dan harus dibudayakan
di kalangan
karyawan
agar bisa mendukung
tercapainya
tujuan
organisasi
karena
merupakan
wujud
dari
|