2.
Pelaku bully yang mempunyai kecemasan
Pelaku bully dengan rasa cemas mempunyai nilai akademis yang rendah, sulit
untuk berkonsentrasi, kurang populer di antara teman-temannya serta merasa
kurang nyaman dengan lingkungannya.
3.
Pelaku bully sekaligus korban bully
Pelaku sekaligus korban adalah anak yang menjadi pelaku bully di situasi
tertentu dan menjadi korban di lain situasi. Pelaku sekaligus korban adalah
anak yang sama sekali tidak populer di antara teman-temannya.
Menurut Harris dan Petrie (2003), berikut hal-hal yang menggambarkan pelaku
bully :
1.
Pelaku bully lebih mudah depresi daripada korban bully.
2.
Pelaku bully cenderung mendapat nilai akademik yang tidak bagus dan tidak
menyukai sekolah.
3.
Merokok dan minum alkohol.
4.
Berdasarkan penelitian, 70 persen pelaku bully menunjukkan perilaku rasis.
5.
Pelaku bully perempuan mempunyai umur yang sama dengan korbannya.
6.
Pelaku laki-laki melakukan bully
secara langsung atau merusak barang-
barang, sedangkan pelaku perempuan cenderung mencuri barang-barang
pribadi atau merusak properti sekolah.
Terkait dengan keluarga, perilaku bully bisa bersifat regenerasi. Pria yang dulunya
seorang bully dan mempunyai sifat agresif saat sekolah mungkin mempunyai anak yang
juga seorang pelaku bully dan mempunyai sifat agresif (Farrington, dalam Sullivan 2000).
Pelaku bully dapat terbentuk karena kurangnya komunikasi di rumah atau bahkan tidak ada
|