Home Start Back Next End
  
komunikasi sama sekali dan hubungan antar anggota keluarga yang tidak baik. Selain itu
pola asuh juga berpengaruh dalam pembentukan perilaku bully. Pola asuh yang keras
secara fisik, seperti memukul sebagai hukuman,  juga dapat menjadikan anak agresif. Pola
asuh yang terlalu membebaskan anak juga menghasilkan anak dengan kemampuan sosialisi
yang rendah sehingga mereka dapat berperilaku antisosial (Bowers dkk., dalam Sullivan
2000).
Ada 4 faktor yang mendorong
terjadinya perilaku bully
(Olweus, dalam Olweus
2003; Loeber & Stouthamer-Loeber, dalam Olweus 2003), yaitu :
1.
Perilaku negatif yang ditunjukkan orangtua pada anaknya pada masa kanak-
kanak.
2.
Orang tua yang membiarkan anaknya berbuat agresif tanpa menetapkan
sejauh mana perilaku agresif dapat dilakukan.
3.
Hukuman fisik dan kekerasan emosional yang ditunjukkan orang tua pada
anaknya.
4.
Hal yang juga perlu diperhatikan adalah karakteristik anak sendiri. Anak yang
mempunyai temperamen tinggi serta cepat marah tentu bisa mengakibatkan
terjadinya kekerasan.
Faktor lain yang mempengaruhi terjadinya perilaku bully adalah adanya tontonan
kekerasan yang sering dilihat anak. Hal ini bisa meningkatkan agresivitas serta
berkurangnya rasa empati (Pearl dkk.,
dalam Olweus 2003;
Eron & Huesmann,
dalam
Olweus 2003).
Ada 3 alasan individu melakukan perilaku bully menurut Olweus (2003):
1.
Adanya kebutuhan untuk mendominasi dan mengontrol orang lain.
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter