Home Start Back Next End
  
memungkinkan
atlet
menasosiasikan
aktivitas
fisik
sebagai
hukuman.
Tambahan
porsi
latihan
bagi
sebagian
atlet
terasa
menyenangkan,
bagi
sebagian
lagi
sama
sekali
tidak
berdampak
positif.
Pelatih
yang
memperlakukan atlet
tertentu
lebih
baik
akan
menimbulkan ketidak
konsistenan
dalam
menerapkan
aturan
yang
dapat
menyebabkan motivasi berprestasi atlet menurun (Satiadarma, 2000).
Dalam
penelitian ini
peneliti
membagi
tiga
kelompok
atlet
pelatnas, atlet
profesional dan
atlet
amatir.
Hal
ini
dikarenakan cabang
olahraga
futsal
itu
sendiri
mempunyai beberapa
klasifikasi
kelompok
pada
atlet,
yaitu
atlet
pelatnas
dan
non-
pelatnas
yang
dimana
atlet
non-pelatnas terbagi
menjadi
dua,
yaitu
atlet
non-
pelatnas profesional dan amatir.
2.2.1 Atlet Pelatnas (pelatihan nasional)
Pelatnas atau
timnas
adalah
tujuan
akhir
dari
sebuah
tolak
ukur
dengan
pembinaan yang
jelas.
Konsisten
dan
kontinu
dengan
program
yang
jelas
dalam
konsep permainan, berwibawa dan transparan atas pemilihan pemain sehingga kecil
kemungkinan terjadinya bongkar pasang pemain di dalam sebuah timnas, walaupun
terjadi
pergantian
pelatih.
Hal
ini
akan
kecil
kemungkinan terjadi
kecuali
terdapat
pemain
yang
meninggal dunia
atau
terjadinya
sebuah
pensiun
dari
atlet
itu
sendiri
(Natakusumah, 2008).
2.2.2 Atlet Profesional
Di
Indonesia
baru
mulai
tahun
2005,
pendekatan
profesional
dan
amatir
di
atur
melalui
UUSKN
(bab
X).
Status,
fungsi
dan
tata
kerja
diatur
sedemikian rupa
untuk melindungi pemain dan juga lembaga induk organisasi (pasal 55 ayat 1).
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter