11
Banyak orang memiliki pemahaman berbeda-beda tentang arsitektur hijau.
Ada yang beranggapan besaran volume bangunan (koefisien dasar bangunan/KDB)
harus lebih kecil dari koefisien dasar hijau (KDH) pada total luas lahan.
Perbandingan KDB (50-70 persen) dan KDH (30-40 persen) yang seimbang
diharapkan mampu mewujudkan hunian ideal dan sehat secara konsisten.
Keterbatasan lahan mendorong optimalisasi setiap jengkal lahan dan fungsi
setiap ruang.
Tidak ada ruang yang terbuang atau mati. Ketersediaan lahan hijau
dikembangkan optimal di halaman depan, samping, belakang, sertas teras balkon
depan, dan tengah atau samping. Taman merupakan bagian dari penghijauan rumah
yang bertujuan memperbaiki kualitas lingkungan kota, mendinginkan udara sekitar
rumah, mendapatkan pemandangan alam, dan ruang bermain. Tidak sekadar hijau.
(kompas, 16 Desember 2010, Nirwono Jogja, penggiat arsitektur hijau)
Arsitektur berkelanjutan merupakan rancangan dari gedung-gedung yang
berkesinambungan.Arsitektur berkelanjutan bertujuan mengurangi dampak
lingkungan kolektif selama masa produksi komponen bangunan, pembangunan, dan
juga daur hidup bangunan tersebut (pemanasan/pendinginan, penggunaan listrik,
pembersihan, dll). Desain harus menonjolkan efisiensi terhadap system pemanas
maupun pendingin, sumber energy alternatif seperti energi matahari, peletakan
gedung yang memadai, material bangunan yang dapat
didaur ulang atau dipakai
kembali, sumber energy alam (matahari, bumi, angin), penampungan air hujan untuk
mengairi taman buatan dan mencuci, serta penanggulangan limbah. Arsitek yang
berkelanjutan, membuat desain dengan menanamkan pola pikir kehidupan
berkelanjutan (sustainable living).
Menurut Frick (2007), pada pembangunan biasa seluruh gedung berfungsi
sebagai system yang memintaskan kualitas lingkungan (pass through system), akan
tetapi baik rumah maupun pedesaan harus dianggap sebagai ekosistem (peredaran)
yang berhubungan erat dengan peredaran alam (hokum alam).
Tolak ukur keberhasilan sebuah desain yang berkelanjutan adalah
kemampuan desain untuk berfungsi tanpa menggunakan energy dari bahan bakar
fosil, tanpa motor penggerak.
Tantangan ini menginspirasi arsitektur untuk dapat
|