Home Start Back Next End
  
22
yang merupakan bagian untuk mengalirkan air hujan dari atap,
komponen penyisih debu maupun kotoran yang terbawa air hujan,
penampung air hujan (storage tank), sistem penyalur, dan treatment.
Sistem penampungan air hujan bekerja dengan cara menangkap
air hujan yang turun pada permukaan yang tidak tembus
air (Dixit,
2006). Awalnya, air hujan akan menerpa atap bangunan dan
terkumpul melalui talang (gutter)  di sekeliling bangunan. Agar
terhindar dari pencemaran, dinding atap itu tidak boleh
menggunakan bahan asbes serta jangan mengalami pengecatan yang
mengandung unsur yang mungkin mencemari air, seperti  chrome,
besi atau metal. Atap sebaliknya juga tidak terganggu oleh
pepohonan, sehingga tidak ada dedaunan atau kotoran hewan yang
ikut mengalir melalui talang (conveyor). Sebagai proses pembersihan
awal, perlu dipasang alat penyaring/ alat yang berbentuk tipping
bucket atau alat penyaringan lainnya untuk kemudian air yang kotor
disalurkan melalui pipa air menuju saluran drainase, dan air yang
sudah cukup bersih disalurkan ke bak penampungan.
Sebagian air hujan bebas dari polusi, besi (Fe) dan arsen
(Mahmud, 2009).Dari sisi pengolahan, sumber air jenis ini tidak
memerlukan pengolahan lebih lanjut, hanya diperlukan perbaikan pH
air dengan pembubuhan kapur dengan dosis rendah (pH normal air
minum adalah 6-7).
Desain bak penampung air hujan (PAH) harus memenuhi volume
minimal 15 l/org/hari untuk kebutuhan maksimal jumlah bulan
musim kering dalam satu tahun. Bak penampung dibuat sederhana
terbuat dari bahan kedap air berupa pasangan bata, beton atau
fiberglass.
Menggunakan atap gabungan rumah-rumah penduduk, masjid,
kantor desa atau bangunan umum lainnya sebagai penangkap air
hujan.
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter