![]() 7
disewakan sebagai tempat menginap.
Ide awal hotel kapsul pertama lahir di
Jepang dan menjadi sebuah tren akomodasi baru.
Ide dasarnya adalah dari
keinginan untuk efisiensi ruang dan kenyamanan fungsional yang berasal dari
semangat, adaptif kreatif dari pikiran masyarakat jepang.
Hotel
kapsul bertujuan
menghadirkan tempat sewa murah dan memberikan akomodasi penginapan untuk
para tamu yang tidak membutuhkan pelayanan seperti hotel konvensional
lainnnya. Disebut kapsul karena memiliki arti sebuah unit kamar sewa hotel yang
kecil dan berbentuk lonjong menyerupai bentuk kapsul.
Selain itu, kapsul di
jepang identik dengan ruang-ruang dari pre-fabrikasi.
Menurut Sutrisno Iwantono
(2008, 162), Hotel Kapsul
adalah hotel yang
menyediakan kamar sebesar tempat tidur, tanpa perlengkapan apapun.
Capsule
Hotel
disediakan bagi orang Jepang yang pulang kerja kemalaman.
Setelah
bekerja keras seharian, banyak orang Jepang yang menghabiskan waktu sepulang
kerja untuk minum sambil berkaraoke. Hal ini membuat mereka sering tidak dapat
pulang karena tertinggal sarana transportasi terakhir dan tidak jarang mereka tidur
di stasiun.
Menurut Arjun Kumar Bhatia dalam Buku International Tourism
Management, unit kapsul pada hotel kapsul terbuat dari bahan fiberglass yang
terbuka pada salah satu sisinya. Unit kapsul menyediakan fasilitas seperti kamar
hotel pada umumnya seperti tempat tidur, jam, radio, televisi, penerangan dan
meja kecil. Ruang-ruang pada hotel kapsul tersusun secara bertingkat dengan
sebuah lorong didepannya seperti pada ruang-ruang di dalam kereta api. Ruang-
ruang lain seperti kamar mandi, ruang makan dan lounge terdapat pada tiap lantai
(2008, 406).
Ditinjau dari jenis lokasi, maka hotel kapsul dapat dikatagorikan sebagai
hotel bisnis. Karakter tamu hotel kapsul tidak berbeda dengan karakter tamu hotel
bisnis seperti yang telah disebutkan dalam table, yaitu sebagai berikut:
Bepergian seorang diri atau berkelompok
Menginap dalam jangka waktu relatif singkat
Ingin cepat menyelesaikan tugasnya, sehingga pertimbangan terhadap jarak
pencapaian ke objek tujuan harus sedekat mungkin
|