3.
Pesannya bersifat umum
Pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu orang atau
satu kelompok masyarakat tertentu. Dengan kata lain, pesan-pesannya
ditujukan pada khalayak yang plural. Oleh karena itu, pesan-pesan yang
dikemukakan pun tidak boleh bersifat khusus. Khusus disini, artinya pesan
memang tidak disengaja untuk golongan tertentu.
Kita bisa melihat televisi, misalnya. Karena televisi ditujukan untuk dinikmati
oleh orang banyak, pesannya harus bersifat umum. Misalnya, dalam
pemilihan kata-katanya, sebisa mungkin memakai kata-kata populer bukan
kata-kata ilmiah. Sebab, kata-kata ilmiah merupakan monopoli kelompok
tertentu.
4.
Komunikasi berlangsung satu arah
Didalam media cetak seperti koran, komunikasi hanya berjalan satu arah.
Kita tidak bisa langsung memberikan respon kepada komunikatornya (media
massa yang bersangkutan). Kalaupun bisa, sifatnya tertunda. Misalnya, kita
mengirimkan ketidaksetujuan pada berita itu melalui rubrik
surat pembaca.
Jadi, komunikasi yang hanya berjalan satu arah akan memberi konsekuensi
umpan balik (feedback)
yang sifatnya tertunda atau tidak langsung (delayed
feedback).
Seperti halnya pada televisi yang mengadakan telepon interaktif untuk
penontonnya pada sebuah program kuis. Kejadian tersebut memang terdapat
adanya komunikasi dua arah, yakni antara penelepon dengan pihak pengasuh
acara televisi. Namun, kasus ini tidak dapat dikatakan sebagai alasan bahwa
dalam komunikasi massa juga bisa terjadi komunikasi dua arah. Komunikasi
dua arah hanya berlangsung antara orang yang menelepon dengan stasiun
|