16
Pada 1268, raja Kerajaan Singasari, Raja Ranggawuni wafat. Abu jenazah
Ranggawuni dimakamkan di dua tempat, yaitu di Weleri di dekat Blitar sebagai
Dewa Siwa dan di Candi Jago sebagi sang Budha. Kekosongan posisi raja dalam
Kerajaan Singasari ini membuat putera ranggawuni yang bernama Kertanagara
menggantikan posisi ayahnya untuk memerintah Kerajaan Singasari.
Pada masa kepemimpinan Kertanagara, Kerajaan Singasari berhasil membawa
Kerajaan Singasari menuju puncak kejayaan. Raja Kertanagara mengeluarkan
kebijakan untuk urusan dalam negeri Kerajaan Singasari, misalnya menganti atau
memindahtugaskan pejabat yang tidak loyal kepadanya. Selain itu, raja Kertanagara
pun mengeluarkan kebijakan dengan memberi penghargaan kepada lawan politiknya.
Contohnya, mengangkat Jayakatwang sebagai Adipati Kediri.
Di bawah kepemimpinan Kertanagara, Kerajaan Singasari melakukan ekspansi ke
luar negeri. Contoh invasi yang dilakukan Kerajaan Singasari saat kepemimpinan
Kertanagara adalah menaklukan wilayah-wilayah yang ada di Sumatera dan
Semenanjung Melayu. Ekspansi wilayah kekuasaan yang dilakukan oleh
Kartanagara bernama Pamalayu. Ekspansi wilayah Kerajaan Singasari itu terjadi
pada 1275.
Namun, ekspansi kekuasaan yang dilakukan oleh Kerajaan Singasari di bawah
kepemimpinan raja Kertanagara membuat keamanan wilayah dalam negeri Kerajaan
Singasari menjadi lemah. Lemahnya keamanan ini disebabkan banyaknya tentara
Kerajaan Singasari yang dikirim untuk melakukan ekspansi di Sumatera dan
Semenanjung Melayu.
Kelemahan keamanan dalam negeri Kerajaan Singasari ini dimanfaatkan oleh
musuh-musuh Kerajaan Singasari untuk meyerang Kerajaan Singasari. Pada 1292,
Jayakatwang dari Kediri menyerang Kerajaan Singasari. Dalam penyerangan itu, raja
Kertanagara terbunuh beserta pada pembesar-pembesarnya.
Namun, keempat putri Kertanagara beserta menantunya, Raden Wijaya selamat.
Pemakaman Kertanagara dilakukan di dua tempat, yaitu sebuah candi di Tretes,
Malang dan di Candi Singasari deket Malang.
|