![]() 20
mantan pejabat keraton yang dialihtugaskan menjadi Bupati Sumenep karena
menentang politik luar negeri Kertanegara mengusulkan pemberontakan itu.
Ketika pemberontakan terjadi, Jayakatwang berhasil membunuh Kertanegara dan
keluarganya. Akan tetapi, salah seorang menantu Kertanegara yang bernama Raden
Wijaya melarikan diri ke Sumenep, mencari perlindungan pada Aria Wiraraja.
Karena memiliki hubungan dekat dengan Aria Wiraraja, Raden Wijaya diampuni
dan kembali ke Jawa. Raden Wijaya kemudian diberi lahan di tengah Hutan Tarik
untuk membangun pemukiman sendiri.
Pemukiman tersebut kemudian berkembang menjadi desa yang disebut sebagai
Majapahit. Menurut Berthold Laufer, seorang orientalis Jerman, nama Majapahit
diambil dari nama buah maja yang rasanya pahit. Nama tersebut diambil karena di
sekitar pemukiman Raden Wijaya itu, banyak ditemukan buah maja.
Pasukan Mongol telah datang ke Jawa. Mereka berniat menangkap dan menghukum
Kertanegara karena menolak utusan Mongol yang pernah datang ke Singasari. Raden
Wijaya selaku ahli waris bersedia untuk bertanggung jawab asalkan mereka mau
membantunya merdeka dari kekuasaan Jayakatwang.
Jayakatwang berhasil dikalahkah oleh Raden Wijaya dan pasukan Mongol.
Kemudian, setelah Raden Wijaya berhasil menyusun ulang kekuatan, ia bertempur
melawan pasukan Mongol dan mengusir mereka pergi dari Jawa.
Pada 1293 Masehi, Raden Wijaya mendirikan benteng sebagai pusat pemerintahan
Majapahit. Lantas, tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215 Saka (atau 10 November
1293 Masehi) ditetapkan sebagai tanggal berdirinya Kerajaan Majapahit. Tanggal
tersebut adalah tanggal resminya Raden Wijaya dinobatkan sebagai penguasa
Majapahit dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana.
Setelah Raden Wijaya meninggal, takhta penguasa Majapahit diwariskan kepada
Prabu Jayanegara. Anak Raden Wijaya ini dikenal sebagai seseorang yang tabiatnya
buruk.
|