![]() 21
Salah satu tabiat buruknya adalah keinginannya menjadikan saudara tirinya sendiri,
Tribhuwanatunggadewi sebagai istri. Maka dari itu, ia digelari Kala Gemet. Pada
akhirnya, Jayanegara dibunuh oleh tabibnya sendiri, Tanca. Lantas, menurut tradisi,
ibu tiri Jayanegara, Gayatri Rajapatni diangkat menjadi ratu Majapahit. Gayatri
menolak kesempatan tersebut karena telah menetapkan hati akan menjadi bikkhuni.
Gayatri menunjuk anaknya, Tribhuana Wijayatunggadewi untuk mengambil alih
kekuasaan tersebut. Setelah diresmikan sebagai ratu, ia mengangkat Gajah Mada
sebagai patih agung pada 1336.
Setelah dilantik, Gajah Mada mengikrarkan sumpah yang dikenal sebagai Sumpah
Palapa. Ia berencana mempersatukan wilayah di kepulauan Nusantara dalam satu
pemerintahan. Di bawah kepemimpinannya, Majapahit berubah menjadi sebuah
kerajaan besar dengan wilayah yang luas dan peradaban yang maju.
2.3.4.2
Zaman Keemasan Kerajaan Majapahit
Zaman keemasan Kerajaan Majapahit dimulai sejak diangkatnya Hayam Wuruk,
anak Tribhuana Wijayatunggadewi sebagai penguasa Majapahit di tahun 1350 M.
Tribhuana Wijayatunggadewi meletakkan kekuasaannya sebagai ratu tepat setelah
ibunya meninggal.
Hayam Wuruk, dikenal pula sebagai Rajasanagara, menguasai Majapahit sejak 1350
M - 1389 M. Pada tahun-tahun inilah, Majapahit berada dalam puncak keemasannya.
Kesuksesan ini dicapai berkat bantuan patih agung Majapahit, Gajah Mada.
Gajah Mada melakukan penaklukan ke berbagai wilayah di Nusantara. Penaklukan
ini melalui upaya militer dan diplomatik. Upaya seperti pernikahan antarkeluarga
raja pun menjadi jalan untuk melakukan aliansi dengan kerajaan-kerajaan kecil.
Berdasarkan kitab Negrakretagama, wilayah Majapahit pada masa Gajah Mada
adalah beberapa kerajaan di Sumatra dan Semenanjung Melayu, Kalimantan,
Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, Papua, dan sebagian pulau di Filipina.
|