Home Start Back Next End
  
22
2.3.4.3
Keruntuhan Kerajaan Majapahit
Setelah kematian Hayam Wuruk pada 1389 Masehi. Terjadi kekacauan dan
perpecahan di dalam keluarga kerajaan. Hal ini dipicu oleh perebutan kekuasaan
antara putri mahkota Kusumawardhani yang menikahi Pangeran
Wirakramawardhana dengan anak Hayam Wuruk dari pernikahan sebelumnya, yaitu
Pangeran Wirabhumi. Terjadilah Perang Paregreg pada 1405 -
1406 M.
Wirakramawardhana menang, sedangkan Pangeran Wirabhumi ditangkap.
Selain itu, kekuatan Majapahit mulai tersaingi oleh Kesultanan Malaka yang mulai
mengenggam kendali terhadap Selat Malaka. Tahun keruntuhan Majapahit terjadi
sekitar 1487 M (atau tahun 1400 Saka) atau 1527, ketika Kesultanan Demak yang
dipimpin Raden Patah merebut Daha yang dijadikan ibu kota Majapahit oleh
Ranawijaya.
2.3.4.4
Struktur Pemerintahan Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit mempunyai struktur pemerintahan dan birokrasi yang teratur
pada masa pemerintahan Hayam Wuruk. Struktur dan birokrasi tersebut tampaknya
tidak banyak mengalami perubahan selama perkembangan sejarah. Raja yang
memerintah Majapahit dianggap sebagai penjelmaan dari dewa di dunia. Selain itu,
raja pun memegang otoritas politik tertinggi di kerajaan.
Dalam menjalankan pemerintahannya, raja dibantu oleh sejumlah pejabat birokrasi
serta para putra dan kerabat dekat raja yang memiliki kedudukan tinggi. Biasanya,
perintah raja diturunkan kepada pejabat-pejabat di bawahnya, yaitu:
Rakryan Mahamantri Katrini (biasanya dijabat oleh putra-putra raja).
Rakryan Mantri ri Pakira-kiran (dewan menteri yang melaksanakan
pemerintahan).
Dharmmadhyaksa (para pejabat hukum keagamaan).
Dharmma-upapatti (para pejabat keagamaan).
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter