Home Start Back Next End
  
9
Ketika ternyata Pakubuwana II memihak Belanda, maka rakyatpun menyerbu
keraton. R.M. Said bersama adik-adiknya dan 10 orang teman mereka yang semuanya
masih berumur belasan tahun, menggabungkan diri ke dalam pasukan rakyat, turut
bertempur melawan pasukan Belanda. Pakubuwana II melarikan diri ke Ponorogo (Juni
1742). Rakyat Mataram mengangkat R.M. Garendi sebagai raja. Ketika Pakubuwana II
dengan bantuan Belanda berhasil merebut Keraton (Desember 1742), R.M. Said dan
adik-adiknya masih tinggal di keraton. Mereka menunggu perkembangan lebih lanjut,
khususnya mengenai sikap Sunan.
Sementara itu, didalam diri R.M. Said timbul kekhawatiran kalau-kalau ia dan
adik-adiknya ditangkap Belanda. Kekhawatiran itu mendorong untuk meninggalkan
keraton apalagi mereka pernah dihina oleh Patih Natakusuma. Keputusan untuk
meninggalkan Keraton mereka laksanakan pada tahun 1741. Dalam rombongan ini ikut
serta beberapa teman R.M. Said, antara lain Sutawijaya dan Wirasuta serta
Suradiwangsa. Atas saran Suradiwangsa, mereka pergi ke Nglaroh, tempat asal
Suradiwangsa.
Setelah berada di Nglaroh, R.M. Said segera melakukan persiapan-persiapan
untuk melancarkan perlawanan terhadap Belanda. Mula-mula ia mengangkat para
pejabat yang akan membantu dalam perjuangan. Umumnya mereka adalah teman-teman
yang ikut bersamanya meninggalkan Kartasura. Semua nama mereka diberi awalan Jaya,
misalnya Jayawiguna, Jayasuttirta, Jayadiputra , Jayalayengan dan lain-lain.
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter