Home Start Back Next End
  
4
Dikenal sebagai sosok wanita multitalenta,  Anne lahir di Semarang, 20
Mei
1964. Ia merupakan
anak pertama dari tiga bersaudara. Anne Avantie
menikah dengan Yoseph Henry dan ibu dari tiga
orang anak. Yang pertama,
Intan Avantie,
menikah dengan Christinus memiliki satu anak; Matthew
Archiello Keenant Wijasena. Anak kedua dan ketiga Anne semua laki-laki,
yakni Ernest Christoga Susilo (18 tahun) dan Ian Tadio Christoga Susilo (12
tahun). Menilik garis keturunan, darah seni yang mengalir deras dalam dirinya
berasal dari ibunya, Amie Indriati. Rupanya, Amie
pun
sejak mudanya telah
berkecimpung dalam dunia fesyen dan kecantikan.
Selanjutnya,
darah seni yang sama pula yang secara estafet dialirkan
Anne kepada anak perempuan satu-satunya, Intan Avantie, yang juga dikenal
sebagai desainer muda berbakat. Itu sebabnya, Amie Indriati, Anne Avantie
dan Intan Avantie dikenal sebagai tiga generasi kebanggaan Indonesia di dunia
fesyen.
Ia memulai kariernya sebagai desainer dari rumah tinggalnya
dengan
modal dua mesin jahit pada tahun 1989. Bengkel jahit sederhana itu dia beri
nama Griya Busana Permatasari. Saat itu,
ia banyak berkreasi dalam
pembuatan kostum tari
dan busana malam dengan hiasan payet. Itulah
cikal-
bakal kreatifitas Anne Avantie. 
Melalui proses yang panjang dan berliku saat ini,
Anne Avantie dikenal
sebagai salah satu desainer kebaya terbaik yang kreasinya telah diakui di
tingkat nasional, bahkan internasional. Keunikan dan keelokan tangan
ajaibnya, telah mengantarkan Anne Avantie menjadi salah satu barometer
perancang kebaya pilihan yang keindahan dan pesona kebaya rancangannya
menembus batas teritori; negara dan bangsa. negara. 
Sejak muncul di kancah dunia fesyen nasional dengan bergabung di
Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Jawa Tengah
dan belakangan menjadi anggota APPMI Jakarta, proses kreatif kebaya Anne
Avantie telah memberi angin segar bagi perkembangan dunia fesyen Indonesia.
Tren
Kebaya Anne Avantie juga merupakan tonggak baru eksplorasi garis
rancang dan siluet kebaya. Kalau sebelumnya kebaya tampil dengan aturan
baku yang cenderung konvensional dan kaku, di tangan Anne,
kebaya diolah
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter