Home Start Back Next End
  
4
Capoeira di indonesia
Kota pertama tempat berkembangnya Capoeira di Indonesia adalah Yogyakarta. Bisa
dibilang, kota ini merupakan "Ibu kota" Capoeira di Indonesia. "Perkembangannya
dimulai tahun 1998 sejak kedatangan Simon, murid Australia yang bisa Capoeira,"
jelas Jilly Likumahuwa yang dikenal sebagai Ibu dari Capoeira Jogja Club.
Keahlian Simon ini mengingatkan murid-murid Yogya terhadap bela diri yang
dilakukan Mark Dacascos di film “Only the Strong”.       
Ini jadi wadah promosi dahsyat buat Capoeira. Film action ini bercerita tentang
perjuangan Louis Stevens (diperankan Mark Dacascos) dalam membasmi gembong
obat-obatan terlarang di SMU almamaternya. Ia lalu mengajarkan ilmu Capoeira pada
beberapa murid untuk melawan penjahat. Gerakan Capoeira yang cantik tetapi
mampu menghajar orang, membius mereka yang menyaksikan film ini.
Simon lantas mengajarkan gerakan-gerakan dasar Capoeira pada mereka. "Setelah
Simon, ada capoeirista lain yang mampir ke Yogya dan mengajarkan Capoeira," Jilly
melanjutkan. Perlahan namun pasti, Capoeira makin berkembang. Kelompok-
kelompok penggemar Capoeira mulai bermunculan. Lalu, sampailah Capoeira ke
Jakarta dan kemudian ke Medan.
Menurut Daniel, Ketua Ginga Firme Capoira Medan USU (16/11), olah raga ini
bersifat universal, “Semua kalangan dapat menikmatinya, tidak ada batas umur, jenis
kelamin, jadi 
capoeira cocok bagi siapa saja. Gerakan-gerakan yang unik serta
menghibur dengan suasana penuh keceriaan dipadukan dengan unsur-unsur tarian
menjadikan suatu ciri khas tersendiri dibandingkan dengan seni beladiri lainnya. Dari
sisi kesehatan olahraga ini dapat membakar lemak yang ada disekitar pinggang karena
banyak memainkan gerakan tendangan, selain itu dapat melenturkan tubuh.”
Di GFC USU, semua peserta diarahkan agar tidak ragu-ragu dalam mempelajari
Capoeira, jika anda memasuki grup ini anda akan
langsung dibimbing oleh intruktur-
instruktur berpengalaman, metode latihan yang menghibur dan tidak membosankan
akan membuat para capoeirista (sebutan bagi para pemain Capoeira) akan lebih cepat
beradaptasi dengan olah raga asli brazil ini. Ali, salah seorang anggota GFC-USU, ia
tidak menyangka akan memperoleh keasyikan dalam bermain capoeira, kini ia telah
berhasil memeragakan gerakan-gerakan 
ginga, handstand backflip, headspin
,handstand Whirling. Lain halnya dengan Mulya, anak muda yang satu ini lebih
melihat capoeira sebagai sebuah alternatif seni beladiri yang menghibur dan unik.
Jika ingin mengetahui bagaimana Capoeira itu sebenarnya, anda hanya perlu datang
ke gedung fitnes cikal USU. Di sana anda akan melihat 
para Capoerista duduk
berkeliling sambil bertepuk tangan menyayikan lagu-lagu khas capoeira, sementara
para Capoeirista lain berada ditengah-tengah lingkaran memainkan pertandingan
diantara sesama mereka. 
Tidak perlu takut cedera olah raga ini awalnya ditujukan justru untuk tidak
melibatkan sentuhan fisik.
“Olah raga ini memang belum terlalu dikenal di kota Medan, tapi secara pasti lambat
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter