Home Start Back Next End
  
18
perangko Sir Rowland dari Dinas Perpajakan Inggris. 
Fasilitas yang tersedia di gedung Museum POS Indonesia. Ada ruang pamer
tetap, ruang perpustakaan, gudang koleksi, bengkel atau tempat reparasi benda-benda
yang ada di museum yang rusak. Dengan berkunjung ke Museum POS Indonesia kita
bisa mengetahui sejarah dan mengenal kembali peralatan POS yang ada, dan
mungkin pada zaman sekarang jarang digunakan oleh orang banyak bahkan telah
dilupakan.
Tak jauh dari sini kita juga bisa mengunjungi Gedung Sate Bandung, Monumen
yang bisa anda kunjungi saat ke Bandung.
 
2.1.3.2 De Indische Empire Stijl (Gaya Kekaisaran Hindia)
Gaya arsitektur Hindia Belanda abad ke-19 yang dipopulerkan Gubernur
Jendral Herman William Daendels adalah De Indische Empire
Stijl. Gaya arsitektur
yang dikenal juga The Empire Style ini adalah suatu gaya arsitektur neo-klasik yang
melanda Eropa (terutama Prancis, bukan Belanda) yang diterjemahkan secara bebas.
Hasilnya berbentuk gaya Hindia Belanda (Indonesia) 
yang bergaya kolonial, yang
disesuaikan dengan lingkungan lokal dengan iklim dan tersedianya material pada
waktu itu. Ciri-cirinya antara lain: denah yang simetris, satu lantai dan ditutup
dengan atap perisai. Karakteristik lain dari gaya ini diantaranya: terbuka, terdapat
pilar di serambi depan dan belakang, terdapat serambi tengah yang menuju ke ruang
lain. Ciri khas dari gaya arsitektur ini yaitu adanya barisan pilar atau kolom (bergaya
Yunani) yang menjulang ke atas serta terdapat gevel dan mahkota di atas serambi
depan dan belakang. Serambi belakang seringkali digunakan sebagai ruang makan
dan pada bagian belakangnya dihubungkan dengan daerah servis. Contoh bangunan
yang mewakili gaya ini, Gedung Pakuan dan Kantor Polres Tabes.
 
Gambar 2.1.3.2 Gedung Pakuan
 
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter