Home Start Back Next End
  
4
kebudayan penjajah. Politik asosiasi memungkinkan Belanda untuk memasukkan
nilai-nilai kolonialismenya pada kebudayaan Indonesia, baik yang bersifat rohani,
maupun yang terkait dengan produk fisik kebudayaan.
Prawidyarto (2004), mengunkapkan kolonialisme Belanda memiliki ciri-ciri
pokok sebagai berikut:
1.    Membeda-bedakan warna kulit (color line).
2.    Menjadikan tempat jajahan sebagai tempat untuk memenuhi kebutuhan
ekonomi negara induk.
3.    Perbaikan sosial sedikit.
4.    Jarak sosial yang jauh antara bangsa terjajah dengan penjajah.
2.1.2 Arsitektur Kolonial Belanda
Pada masa penjajahan Belanda, Indonesia mengalami pengaruh Occidental
(Barat) dalam berbagai segi kehidupan termasuk dalam tata kota dan bangunan. Para
pengelola kota dan arsitek Belanda banyak menerapkan konsep lokal atau tradisional
dalam perencanaan dan pengembangan kota, permukiman dan bangunan-bangunan,
Wardani (2009).
Wardani (2009). Adanya pencampuran budaya, membuat arsitektur kolonial
di Indonesia menjadi fenomena budaya yang unik. Arsitektur kolonial di berbagai
tempat di Indonesia apabila diteliti lebih jauh, mempunyai perbedaan-perbedaan dan
ciri tersendiri antara tempat yang satu dengan yang lain.
           
Arsitektur kolonial lebih banyak mengadopsi gaya neo-klasik, yakni gaya
yang berorientasi pada gaya arsitektur klasik Yunani dan Romawi. Ciri menonjol
terletak pada bentuk dasar bangunan dengan trap-trap tangga naik (cripedoma).
Kolom-kolom dorik, ionik dan corinthian
dengan berbagai bentuk ornamen pada
kapitalnya. Bentuk pedimen, yakni bentuk segi tiga berisi relife mitos Yunani atau
Romawi di atas deretan kolom. Bentuk-bentuk tympanum
(konstruksi dinding
berbentuk segi tiga atau setengah lingkaran) diletakkan di atas pintu dan jendela
berfungsi sebagai hiasan.
Arsitektur kolonial merupakan arsitektur yang memadukan antara budaya
Barat dan Timur. Arsitektur ini hadir melalui karya arsitek Belanda dan
diperuntukkan bagi bangsa Belanda yang tinggal di Indonesia, pada masa sebelum
kemerdekaan. Arsitektur yang hadir pada awal masa setelah kemerdekaan sedikit
banyak dipengaruhi oleh arsitektur kolonial disamping itu juga adanya pengaruh dari
keinginan para arsitek untuk berbeda dari arsitektur kolonial yang sudah ada.
Safeyah ( 2006).
Arsitektur klonial Belanda adalah gaya desain yang cukup popular di
Netherland tahun 1624-1820. Ciri-cirinya yakni (1) facade simetris, (2) material dari
batu bata atau kayu tanpa pelapis, (3) entrance mempunyai dua daun pintu, (4) pintu
masuk terletak di samping bangunan, (5) denah simetris, (6) jendela besar berbingkai
kayu, (7) terdapat dormer (bukaan pada atap) Wardani, (2009).
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter