5
Arsitektur kolonial adalah arsitektur cangkokan dari negeri induknya
Eropa kedaerah jajahannya, Arsitektur kolonial Belanda adalah arsitektur Belanda
yang dikembangkan di Indonesia, selama Indonesia masih dalam kekuasaan
Belanda sekitar awal abad 17 sampai tahun 1942 (Soekiman,2011).
Eko Budihardjo (1919), menjelaskan arsitektur kolonial Belanda
adalah bangunan peninggalan pemerintah kolonial Belanda seperti benteng
Vastenburg, Bank Indonesia di Surakarta dan masih banyak lagi termasuk bangunan yang
ada di Karaton Surakarta dan Puri Mangkunegaran.
Kartono (2004) mengatakan bahwa sistem budaya, sistem sosial, dan sistem
teknologi dapat mempengaruhi wujud arsitektur. Perubahan wujud arsitektur
dipengaruhi oleh banyak aspek, akan tetapi perubahan salah satu aspek saja dalam
kehidupan masyarakat dapat mempengaruhi wujud arsitektur.
Arsitektur kolonial Belanda merupakan bangunan peninggalan pemerintah
Belada dan bagian kebudayaan bangsa Indonesia yang merupakan aset besar dalam
perjalanan sejarah bangsa.
2.1.2.1 Karakteristik Arsitektur
Istilah karakteristik diambil dari bahasa Inggris yakni characteristic, yang
artinya mengandung sifat khas. Ia mengungkapkan sifat-sifat yang khas dari sesuatu.
Dalam kamus psikologi, dijelaskan bahwa karakteristik merupakan sinonim dari kata
karakter, watak, dan sifat yang memiliki pengertian di antaranya:
1.
Suatu kualitas atau sifat yang tetap terus-menerus dan kekal yang dapat
dijadikan ciri untuk mengidentifikasikan seorang pribadi, suatu objek, suatu
kejadian.
2.
Intergrasi atau sintesis dari sifat-sifat individual dalam bentuk suatu kesatuan.
3.
Kepribadian seeorang, dipertimbangkan dari titik pandangan etis atau moral.
Arsitektur adalah adalah ruang tempat hidup manusia dengan berbahagia.
Sebagai wadah manusia untuk hidup dan beraktivitas, arsitektur juga memiliki
kemampuan untuk berinteraksi dengan manusia. Maka dengan demikian arsitektur
juga berkemampuan untuk berkomunikasi dengan manusia dan lingkungannya.
Mangunwijaya (2009) mengungkapkan bahwa arsitektur punya guna dan citra. Citra
itu disampaikan dalam bahasa pesan dan kesan arsitektur pada lingkungannya.
Jadi diantara pengertian-pengertian di atas sebagaimana yang telah
dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa karakteristik itu adalah suatu sifat yang
khas, yang melekat pada seseorang atau suatu objek.
2.1.2.2 Aspek Arsitektur
Widyati (2004) mengklasifikasikan arsitektur bangunan bersejarah yang tidak
akan terlepas dari fungsi, material dan style atau gaya. Hal ini diperkuat oleh teori
Barry dalam Widayati (2004) yang menekankan pada empat komponen utama yang
perlu analisis atau diteliti studi terhadap fasade bangunan yaitu: pattern, alligment,
size dan shape dalam melakukan klasifikasi arsitektur bersejarah.
|