31
Deertekom. Dengan mengusung gaya Indische Empire, hotel ini menjadi tempat
berlibur favorit para pemilik perkebunan di Priangan.
Oleh Schoemaker sendiri, hotel yang berlokasi di Jalan Asia Afrika No.81
Bandung ini terus mengalami perombakan, tepatnya pada 1928 dan berganti nama
dari Hotel Preanger menjadi Grand Hotel Preanger.
Schoemaker yang juga adalah guru besar arsitektur di Technische
Hogeschool, kini Institut Teknologi Bandung (ITB), menerapkan gaya arsitektur
modern fungsional stream line dengan Art Deco Geometrik.
Karena keindahan arsitekturnya tersebut pula, hotel ini pernah menjadi
tempat menginap tamu-tamu besar
dari berbagai negara peserta Konferensi Asia
Afrika yang berlangsung pada 1955.
Pada tahun 1980-an, hotel yang kini dikelola oleh PT Aerowisata ini kembali
mengalami perluasan, terutama pada bagian timur. Pada 1998 pihak Aerowisata juga
menambah daya tampung dengan membangun tower setinggi 10 lantai.
Dengan
adanya tower tersebut maka Grand Hotel Preanger memiliki 189 kamar. Terdiri dari
137 kamar superior, 46 kamar eksekutif, 5 kamar suite dan 1 kamar presidential
suite.
Hotel lainnya yang tidak kalah menarik adalah Savoy Homann Bidakara
Hotel, hotel bintang lima yang juga berdiri di kawasan Jalan Asia Afrika No 112
Bandung. Hotel yang semula bernama Hotel Homann tersebut merupakan
penginapan yang dijalankan oleh keluarga Homann asal Jerman pada 1880-an.
Hotel ini bermula dari bangunan bambu kemudian direkontruksi ke gaya
neogothik romantik yang sedang populer pada saat itu. Pada 1939, A.F. Aalbers
ditugaskan Direktur Hotel Homann kala itu, Fr. JA. Van Es, untuk mendesain ulang
bangunan hotel ke gaya gelombang samudra atau streamline art deco.
3.
Museum Konfrensi Asia Afrika Bandung dan Gedung Merdeka
Gedung yang terletak di jalan Asia Afrika ini didirikan oleh seorang arsitek
Belanda yang bernama Van Galenlast dan C.O. Wolf Shoomaker. Gedung ini
menjadi sangat terkenal sejak diadakannya Konferensi Asia Afrika tahun 1955,
kemudian Konferensi Mahasiswa Asia Afrika tahun 1956 dan Konferensi Islam Asia
Afrika yang menyimpan naskah-naskah dan peniggalan-peniggalan Asia Afrika yang
terkenal. Gedung ini dibuka untuk umum setiap harikerja dan mudah dicapai dengan
menggunakan bus kota jurusan Cicaheum-Cibeureum, Museum yang menampilkan
koleksi foto-foto dan barang-barang tiga dimensi yang berhubungan dengan
Konferensi Asia Afrika 1955.
Arsitektur Bangunan
Bangunan ini dirancang oleh Van Gallen Last
dan C.P. Wolff Schoemaker.
Keduanya adalah Guru Besar pada Technische Hogeschool (Sekolah Teknik Tinggi),
yaitu ITB sekarang, dua arsitektur Belanda yang terkenal pada masa itu, Gedung ini
|