Home Start Back Next End
  
33
Meskipun fungsi Gedung Merdeka berubah-ubah dari waktu ke waktu sejalan
dengan perubahan yang dialami dalam perjuangan mempertahankan, menata, dan
mengisi kemerdekaan Republik Indonesia , nama Gedung Merdeka tetap terpancang
pada bagian muka gedung tersebut.
Pada tahun 1965 di Gedung Merdeka dilangsungkan Konferensi Islam Asia
Afrika. Pada tahun 1971 kegiatan MPRS di Gedung Merdeka seluruhnya dialihkan
ke Jakarta . Setelah meletus pemberontakan G30S/ PKI, Gedung Merdeka dikuasai
oleh instansi militer dan sebagian dari gedung tersebut dijadikan sebagai tempat
tahanan politik G30S/ PKI. Pada bulan Juli 1966, pemeliharaan Gedung Merdeka
diserahkan oleh pemerintah pusat kepada Pemerintah Daerah Tingkat I Propinsi Jawa
Barat, yang selanjutnya oleh Pemerintah Daerah Tingkat I Propinsi Jawa Barat
diserahkan lagi pelaksanaannya kepada Pemerintah Daerah Tingkat II Kotamadya
Bandung. Tiga tahun kemudian, tanggal 6 Juli 1968, pimpinan MPRS di Jakarta
mengubah surat keputusan mengenai Gedung Merdeka (bekas Gedung MPRS)
dengan ketentuan bahwa yang diserahkan adalah bangunan induknya, sedangkan
bangunan-bangunan lainnya yang terletak di bagian belakang Gedung Merdeka
masih tetap menjadi tanggung jawab MPRS.
Pada Maret 1980 Gedung ini kembali dipercayakan menjadi tempat
peringatan Konferensi Asia Afrika yang ke-25 dan pada Puncak peringatannya
diresmikan Museum Konferensi Asia Afrika oleh Soeharto Presiden Republik
Indonesia – 2.
1.
Pameran Tetap
Museum Konperensi Asia Afrika memiliki ruang pameran tetap yang
memamerkan sejumlah koleksi berupa benda-benda tiga dimensi dan foto-
foto dokumenter peristiwa Pertemuan Tugu, Konferensi Kolombo,
Konferensi Bogor, dan Konferensi Asia Afrika tahun 1955. Selain itu
dipamerkan juga foto-foto mengenai :
Peristiwa yang melatarbelakangi lahirnya Konferensi Asia Afrika;
Dampak Konferensi Asia Afrika bagi dunia internasional;
Gedung Merdeka dari masa ke masa;
Profil negara-negara peserta Konferensi Asia Afrika yang dimuat
dalam multimedia.
Dalam rangka menyambut kunjungan Delegasi Konferensi Tingkat Tinggi
X Gerakan Nonblok tahun 1992 di mana Indonesia terpilih sebagai tempat
konferensi tersebut dan menjadi Ketua Gerakan Nonblok, dibuatlah
diorama yang menggambarkan situasi pembukaan Konferensi Asia Afrika
tahun 1955.
Penataan kembali Ruang Pameran Tetap “Sejarah Konperensi Asia
Afrika 1955”
Dalam rangka Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika 2005 dan Peringatan
50 Tahun Konferensi Asia Afrika 1955 pada 22 –
24 April 2005, tata
pameran Museum Konperensi Asia Afrika direnovasi atas prakarsa
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Dr. N. Hassan Wirajuda.
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter