Start Back Next End
  
Pertama, kemasyhuran seorang kyai dan kedalaman pengetahuannya tentang
Islam menarik santri-santri dari jauh. Untuk dapat menggali ilmu dari kyai tersebut
secara teratur dan dalam waktu yang lama, para santri tersebut harus meninggalkan
kampung halamannya dan menetap di dekat kediaman kyai. 
Kedua, hampir semua pesantren berada di desa-desa di mana tidak tersedia
perumahan yang cukup untuk dapat menampung santri-santri, dengan demikian perlu
adanya suatu asrama khusus bagi para santri. 
Ketiga, ada sikap timbal balik antara kyai dan santri, di mana para santri
menganggap kyainya seolah-olah sebagai bapaknya sendiri, sedangkan kyai
menganggap para santri sebagai titipan Tuhan yang harus senantiasa dilindungi.
Sikap timbal balik ini menimbulkan keakraban dan kebutuhan untuk saling
berdekatan terus-menerus. Sikap ini juga menimbulkan perasaan tanggung jawab di
pihak kyai untuk dapat menyediakan tempat tinggal bagi para santri. 
Di samping itu dari pihak santri tumbuh perasaan pengabdian kepada kyainya,
sehingga para kyai memperoleh imbalan dari para santri sebagai sumber tenaga bagi
kepetingan pesantren dan keluarga kyai. 
Pentingnya pondok pesantren sebagai asrama para santri tergantung kepada
jumlah santri yang datang dari daerah-daerah yang jauh. Untuk pesantren kecil, para
santri banyak yang tinggal di rumah-rumah penduduk di sekitar pesantren, mereka
menggunakan pondok hanya untuk keperluan-keperluan tertentu saja. 
Untuk pesantren besar, para santri harus tinggal bersama-sama dengan sepuluh
sampai dengan limabelas santri dalam satu kamar. Tidak semua santri dapat tidur
dalam kamar tersebut di waktu malam, beberapa diantara mereka tidur di serambi
masjid. Pesantren pada umumnya tidak menyediakan kamar khusus untuk santri
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter