![]() 51
Canting. Canting merupakan alat untuk melukis atau menggambar dengan
coretan lilin malam pada kain mori. Canting ini sangat menentukan nama
batik yang akan dihasilkan menjadi batik tulis. Alat ini terbuat dari kombinasi
tembaga dan kayu atau bamboo yang mempunyai sifat lentur dan
ringan. Canting untuk membatik terdiri dari gagang/tangkai terbuat dari
bambu, nyamplungan
/badan canting (tempat cairan lilin) dan carat/cucuk
(tempat keluarnya lilin waktu membatik) yang terbuat dari tembaga. Canting
ini dipakai untuk menuliskan pola Batik dengan cairan lilin (malam).
Menurut fungsinya ada canting reng-rengan (untuk membatik reng-rengan
batikan pertama sesuai pola atau
tanpa pola) dan canting isen (untuk
membatik isi bidang). Menurut besar kecil cucuk ada cucuk kecil, sedang dan
besar. Menurut banyaknya cucuk ada canting cecekan
/cucuk satu, canting
loron/cucuk dua, canting telon/cucuk tiga, canting prapatan/cucuk empat,
canting liman/cucuk lima, canting byok/cucuk tujuh atau lebih dan canting
renteng/galaran (bercucuk genap tersusun dari atas ke bawah).
Seiring perkembangan jaman kini tengah dikembangkan inovasi baru
berupa canting elektronik. Canting elektronik ini terdiri dari tiga bagian
utama, yakni bak penampung lilin batik atau malam, tangkai pemegang, dan
alat kontrol suhu yang berfungsi mengontrol suhu canting. Salah satu
kelebihan lain, paruh canting bisa dicopot dan diganti sesuai ukuran yang
diinginkan. Seluruh jenis paruh canting, yakni ceceg, klowong, tembogan,
dobel ceceg, dan dobel klowong bisa dipasang di tubuh canting. Padahal pada
canting tradisional, lima jenis ini terpisah-pisah.
Gambar 2.44 Canting
|