Start Back Next End
  
41
Kayu Ding Tan mahoni mendominasi mebel – kursi
Pada
masa kekaisaran Dinasti Ming kursi masih mempertahankan
gayasederhana, namun pada
Dinasti Qing, dalam aspek dekoratif secara
bertahap rumit. Ornament pada gayakursi raja Dinasti Qing mendominasi
monumen tidak hanya kelompok pola jenis ukiran, secara keseluruhan,
dekorasi ukiran dihiasi gambaran keadaan pada jaman tersebut. Suzhou di
Dinasti Qing pada dasarnya tidak menggunakan alas duduk seperti yang
diwariskan darigaya Ming.Lengkungan pada
kedua ujung dudukan kursi,
mengambil dari ide dari bentuk ketajaman struktur sandaran
dan kaki
belakang.Bentuk pola ukiran berkelompok.Material kursi Dinasti Qing,
umumnya terbuat dari kayu mahoni di Guangdong, kayu mahoni di sekitar
daerah Suzhou.
Menurut penulis buku ‘The Complete Guide To Furniture Styles’,
Lousie Ade boger, Waveland Press Inc, 1997.Membicarakan tentang furnitur
dalam peradaban Cina memang agak sulit, sebab dalam pertumbuhannya,
peradaban di Cina lebih diwarnai oleh benda-benda berupa keramik, cetakan
perunggu, tekstil, dan ukiran batuan mulia.Dalam sejarahnya, masyarakat
Cina tidak mengenal kebiasaan duduk di kursi. Ternyata kebiasaan bangsa
Cina sama dengan kebiasaan bangsa Jepang saat ini, yaitu duduk di tatami.
Tatami adalah alas berbentuk persegi empat, kira-kira berukuran 6 x 3 feet x 2
inch
(180 cm x 90 cm x 5 cm), terbuat dari anyaman batang jerami.Bangsa
Jepang mengambil kebiasaan tersebut saat terjadi hubungan budaya dengan
bangsa Cina, pada masa kekuasaan dinasti T’ang (Tahun 618 -906 Sesudah
Masehi).Para tamu atau anggota keluarga biasa duduk
dengan kursi tanpa
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter