![]() 23
itu, muncul hotel-hotel legendaris seperti Tremont House (Boston, 1829)
yang selama puluhan tahun dianggap sebagai salah satu tempat paling
favorite di Amerika Serikat (AS). Tremont bersaing ketat dengan Astor
House yang dibangun di New York pada 1836. Saat itu, hotel modern
identic dengan perkembangan lalu lintas dan tempat untuk beristirahat.
Saat pembangunan jaringan kereta api sedang intensif, hamper di setiap
perhentian (stasiun) dibangun hotel. Seiring dengan berkembangnya
teknologi dan makin luasnya jangkauan angkatan darat (terlebih setelah
ditemukannya kendaraan bermotor), kawasan sekitar rel kereta api tak lagi
menarik minat para investor. Orang kemudian lebih suka jalan-jalan
menggunakan mobil daripada kereta. Kepopuleran hotel transitpun
tersaingi oleh kehadiran motel., gabungan kata motor hotel atau
tempat istirahat para pengendara kendaraan bermotor. Kejayaan motel tak
berlangsung lama. Seiring makin pesatnya perkembangan kota, berakhir
pula era motel, terutama karena letaknya yang agak di pinggir kota dan
fasilitasnya yang kalah bagus dengan hotel di pusat kota. Walaupun
terpaksa bermalam di kawasan pinggiran, motel harus bersaing dengan
hotel resort, yang banyak dibangun di tempat-tempat peristirahatan wisata.
(Sumber: Pengantar Indistri Akomodasi dan Restoran, Sudiarto
Mangkuwerdoyo)
Sejarah Perhotelan di Indonesia
Sejarah perkembangan perhotelan di Indonesia belum banyak terungkap,
juga belum banyak buku yang mengungkapkan masalah ini. Indonesia
telah dikenal di dunia pariwisata sejak lama, sebelum Perang Dunia ke I,
tetapi jumlah wisatawan yang berkunjung masih terbilang ribuan. Seiring
dengan perkembangan kedatangan wisatawan asing ke Indonesia, maka
sarana akomodasi pariwisata yang bersifat memadai sangat diperlukan,
maka semasa penjajahan kolonial Belanda, mulai berkembanglah hotel-
hotel di Indonesia. Dari buku Pariwisata Indonesia dari masa ke masa,
Hotel Royal dan Hotel
|