Start Back Next End
  
7
harus dipertahankan dan berapa banyak barang yang harus diproduksi.
Beberapa biaya di dalam perencanaan agregat antara lain (Nahmias, 2009, p.
130):
1.
Smoothing costs, yaitu biaya tambahan sebagai hasil dari perubahan
tingkat produksi dari suatu periode ke periode berikutnya.
2.
Holding costs, yaitu biaya tambahan sebagai hasil dari penyimpanan
inventori.
3.
Shortage costs, yaitu biaya yang dihasilkan pada tingkat inventori yang
negatif.
4.
Regular time costs, yaitu biaya yang dihasilkan dari proses produksi tiap
unit produk selama jam kerja reguler.
5.
Overtime and subcontracting costs, yaitu biaya yang dihasilkan dari
proses produksi tiap unit produk di luar jam kerja reguler.
6.
Idle time costs, yaitu biaya menunggu. Kebanyakan biaya ini bernilai nol.
Secara umum terdapat tiga strategi untuk mengevaluasi perencanaan
agregat (Nahmias, 2009, pp. 135-138):
1.
Chase Strategy (Zero Inventory Plan), dimana penyesuaian tingkat
produksi dilakukan dengan menambah dan mengurangi pekerja sesuai
dengan kebutuhan (persediaan = nol).
2.
Constant Workforce Plan, dimana penyesuaian tingkat produksi
dilakukan dengan menyimpan kelebihan produksi (tidak ada penambahan
atau pengurangan pekerja).
3.
Mixed Strategies and Additional Constrants, dimana penyesuaian tingkat
produksi dilakukan dengan menggabungkan antara Zero Inventory Plan
dengan Constant Workforce Plan.
2.4
Master Production Scheduling (MPS)
Menurut Gaspersz (2012, pp. 220-221), Master Production
Scheduling
(MPS) merupakan suatu cara untuk menyusun dan
memperbaharui jadwal produksi induk yang memiliki empat fungsi utama,
yaitu:
1.
Menyediakan input utama kepada sistem Material Requirement Planning
(MRP) dan Capacity Requirement Planning (CRP).
2.
Menjadwalkan pesanan-pesanan produksi dan pembelian untuk item-item
MPS.
3.
Memberikan landasan untuk menentukan kebutuhan sumber daya dan
kapasitas.
4.
Memberikan basis untuk pembuatan janji tentang penyerahan produk
kepada pelanggan.
Bentuk atau format umum dari rancangan MPS dapat dilihat pada
Tabel 2.1 dibawah ini (Gaspersz, 2012, p. 244):
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter