Start Back Next End
  
5
BAB 2
Landasan Teori
2.1.
Reverse Logistic
2.1.1.
Pengertian Reverse Logistics
Pengertian reverse logistics
menurut Larsen
(2007, p.292) mengutip dari
Rogers dan Timber Lembke ialah proses dari suatu perencanaan,
pengimplementasian, juga sebagai pengontrol keefesienan
dan keefektifan aliran
biaya dari bahan baku, proses penempatan barang jadi di gudang. Reverse Logistics
juga memiliki tujuan untuk menangkap kembali dari suatu nilai atau pembuangan
yang tepat berdasarkan informasi yang terkait dari titik konsumen (point
of
consumption) menuju ke titik awal (point of origin).
Reverse logistics
merupakan semua aktivitas yang didalamnya terdapat
perencanaan, pemrosesan, mereduksi, membuang limbah berbahaya atau non
berbahaya dari produksi, pengemasan dan penggunaan dari produk. Semua aktivitas
tersebut termasuk proses dari distribusi reverse
(Dyckhoff,2004, p.164). Karena
pergerakan aliran barang berlawanan dari aliran didalam rantai pasok konvensional
reverse logistics sering juga disebut “logistic backward”. Dimana aliran forward dari
barang mengalir dari supplier
ke pelaku manufaktur dan pengecer ke konsumen,
reverse logistics
berurusan dengan semua aliran dari barang dan informasi yang
penting untuk mengumpulkan penggunaan produk, pengemasan material,
pembatalan produksi, dan yang lainnya. Lalu membawanya untuk diletakkan dimana
barang itu dapat digunakan kembali, remanufaktur, mendaur ulang atau dihancurkan.
2.1.2.
Alasan Pengembalian Produk
Menurut Dekker (2004) produk dikembalikan atau dibuang dikarenakan
produk yang dihasilkan tidak berfungsi secara baik atau dikarenakan oleh fungsi
barang tersebut sudah tidak dibutuhkan. Terdapat beberapa alasan retur produk yang
ada didalam hierarki rantai pasok, dimulai dengan manufaktur, lalu ke distribusi
hingga produk jadi sampai ke konsumen akhir. Oleh sebab itu dekker membagi
alasan pengembalian produk menjadi tiga bagian yaitu Manufacturing Returns,
Distribution Returns, dan Customer Returns.
1.
Manufacturing Returns
Pada manufacturing returns
meliputi semua komponen atau barang yang ada di
fase produksi. Menufacturing returns meliputi :
-
Raw material surplus.
-
Quality Control Returns.
-
Production leftovers/by-products.
2.
Distribution Returns
Pada distribution returns ialah semua pengembalian yang terdapat pada fase
distribusi. Distribution returns meliputi :
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter