5
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Studi Pengembangan Produk
2.1.1
Sekilas Pengembangan Produk
Pada jaman global ini, perlunya inovasi pada suatu perusahaan dalam
mempertahankan eksistensinya. Salah satunya dengan melakukan
pengembangan produk yang berorientasi pada kebutuhan pelanggan.
Pendekatan dalam pengembangan produk pada akhir-akhir ini lebih
memprioritaskan kebutuhan pelanggan serta kebutuhan jangka panjang.
Jeong, Kwak dan Lee (2012: 61-62) mengumpulkan berbagai referensi
mengenai perbedaan orientasi pengembangan produk global dengan
mengedepankan standarisasi pembuatan produk. Pengembangan produk global
lebih mempertimbangkan
kebutuhan pelanggan secara global, bersifat jangka
panjang, serta adanya integrasi dan koordinasi pada aktivitas pemasaran.
Standarisasi produk lebih mempertimbangkan efisiensi biaya, orientasi
produksi, bersifat jangka pendek, serta pengurangan biaya pemasaran.
2.1.2
Tolak Ukur dalam Pengembangan Produk
Beberapa hal dapat dijadikan tolak ukur dalam pengembangan produk.
Pengembangan produk menuntut kreatifitas dan inovasi yang memadukan
kemampuan intelektual dan pengetahuan (Sakarya, 2011: 587). Dalam
mengembangkan produk,
perlunya kemampuan dalam
menghadapi berbagai
tantangan. Salah satunya adalah keengganan pelanggan untuk berpindah dari
produk lama ke produk baru
(Tariq, Ishrat, Khan, 2011: 165). Tidak semua
pelanggan dapat menerima inovasi produk yang ada. Dari hal tersebut,
perusahaan perlu mengembangkan produk yang bersifat adoptable
(Tariq,
Ishrat, Khan, 2011: 165).
2.2
Fuzzy Front End
2.2.1
Definisi Fuzzy Front End
Menurut Shil (2009: 78), fuzzy front end (FFE) adalah proses yang
memperhatikan aspek
inovasi pada pengembangan produk yang difokuskan
pada pengurangan biaya,
namun tetap mempertahankan kualitas produk.
Inovasi pada pengembangan produk terletak pada tahap-tahap yang terdapat
pada FFE (Cooper dan Kleinschmidt di dalam Kurkkio, 2011: 252). Tahap-
tahap dalam FFE tersebut dapat dilihat dari penelitian-penelitian sebelumnya.
Penelitian terkait FFE sudah cukup banyak
dilakukan
(Bjork dan
Magnusson (2009); Chang et al (2007); Seidel (2007) di dalam Kurkkio, 2011:
252; Khurana dan Rosenthal, 1997: 103; Mcguinnes dan Conway (1989)
di
dalam Kim dan Wilemon, 2002: 27). Pada penelitiannya, Khurana dan
Rosenthal (1997: 103) menjelaskan beberapa hal yang menghambat
pengembangan produk, diantaranya: kegagalan membuat strategi pembuatan
produk yang terintegrasi, kebutuhan pelanggan kurang teridentifikasi dengan
baik,
sehingga fasilitas yang diberikan kepada mereka kurang, dan
portofolio
yang kurang terencana dengan baik. Oleh karena itu, penerapan
FFE sangat
disarankan untuk hal di atas.
|