serta sumber daya manusia guna mengambil
keputusan managerial guna
menentukan kearah mana produk yang dihasilkan akan dikembangkan.
Sehingga menurut Besterfield, Dale H. (2006:30), TQM membutuhkan
enam konsep dasar, yaitu :
1.
Manajemen
berkomitmen
dan terlibat
untuk menyediakan
dukungan kepada
organisasi secara jangka panjang baik ke atasatau ke bawah.
2.
Fokus kepada pelanggan, baik internal maupun eksternal.
3.
Keterlibatan dan pemanfaatan seluruh tenaga kerja secara efektif.
4.
Perbaikan terus-menerus dari proses bisnis dan produksi.
5.
Memperlakukan pemasok sebagai mitra kerja.
6.
Menetapkan ukuran kinerja untuk proses.
Countinuous improvement
adalah suatu kegiatan perbaikan secara terus-
menerus yang saling berkesinambungan untuk meningkatkan kualitas produk, jasa
atau proses. Countinouos improvent
sering juga disebut kaizen
oleh perusahaan-
perusahaan jepang, dimana kaizen
itu sendiri memiliki arti Perubahan untuk
lebih baik, berkelanjutan dan dalam seluruh aspek kehidupan (Likker, Jeffrey K,
Phd., 2000: 43). Makna Kaizen
lebih tepat diartikan sebagai usaha perbaikan
untuk menjadi lebih baik dengan menghilangkan Muda, Mura, Muri
yang tidak
pernah berhenti atau berakhir (Countinous Improvement).
Aspek-aspek kehidupan yang terkait dalam kaizen diantaranya: (1) Mental
dan Spiritual, (2) Sosial, (3) Finansial, dan (4) Tempat Kerja atau Usaha.
Empat
aspek yang terkait Kaizen tersebut dibagi menjadi dua cara dalam
pelaksanaannya, yaitu perbaikan cara kerja atau sistem (Sagyo Kaizen) dan
perbaikan yang menciptakan atau menggunakan alat (Shitsubi Kaizen).
a)
Perbaikan cara kerja / sistem (Sagyo Kaizen)
Sagyo Kaizen
adalah kegiatan perbaikan yang dilaksanakan perusahaan guna
memperbaiki cara kerja atau sistem yang buruk menjadi lebih baik tanpa
mengeluarkan banyak biaya. Sagyo Kaizen
memiliki kelemahan, yaitu
diperlukannya konsistensi semua karyawan dalam pelaksanaan perbaikan agar
hasil yang dicapai sesuai yang diinginkan.
b)
Perbaikan yang menciptakan/menggunakan alat ( Shitsubi Kaizen )
Shitsubi Kaizen
adalah suatu cara perbaikan yang dilaksanakan perusahaan
dengan ditunjang oleh pengadaan alat yang dapat mempermudah atau
menghilangkan akar-akar penyebab permasalahan. Cara ini lebih mudah
dilakukan dan dikontrol, tetapi memerlukan biaya
yang lebih untuk
merealisasikannya daripada Sagyo Kaizen.
Dalam penilitian ini, penulis melakukan perbaikan menggunakan cara
perbaikan yang menggunakan alat ( Shitsubi Kaizen ). Perbaikan tersebut
menggunakan siklus yang sering disebut siklus PDCA. Dimana siklus ini
memiliki langkah-langkah dlama melakukan suatu improvement.
|