Start Back Next End
  
13
Dalam usaha memahami puisi, banyak puisi yang mampu bicara sendiri. Dalam
keadaan demikian,usaha pemahaman puisi tidak memerlukan acuan faktor di luar puisi
tersebut. Dalam hal demikian, pendekatan obyektif dapat digunakan dengan baik. Untuk
memahami puisi puisi besar yang sudah sangat terkenal, pendekatan obyektif yang dapat
digunakan, tanpa mengacu pendekatan lain. Akan tetapi, dalam puisi-puisi yang gelap
atau puisi-puisi yang bersifat khas, usaha pemahaman puisi tidak dapat memencilkan
karya puisi itu sendiri. Dengan kata lain, kita tidak dapat memandang puisi sebagai
sesuatu karya yang bersifat otonom. Karenanya faktor di luar puisi harus turut dijadikan
acuan pemahaman.
Ditambahkannya bahwa setiap puisi pasti berhubungan dengan penyairnya
karena puisi diciptakan dengan mengungkapkan diri penyair sendiri. Di dalam puisi,
lirik memberikan tema, nada, perasaan, dan amanat. Rahasia dibalik majas, diksi, imaji,
kata konkret, dan verivikasi akan dapat ditafsirkan dengan tepat jika kita berusaha
memahami rahasia penyairnya.
Dan kemudian peneliti di atas menyantumkan bahwa, yang dimaksud dengan
puisi adalah sebagai berikut:
a.
Dalam puisi terjadi pengkonsentrasian atau pemadatan segala unsur kekuatan
bahasa.
b.
Dalam penyusunannya, unsur-unsur bahasa itu dirapikan, diperbagus, diatur
sebaik-baiknya dengan memperhatikan irama dan bunyi.
c.
Puisi adalah ungkapan pikiran dan perasaan penyair yang berdasarkan mood
atau pengalaman jiwa dan bersifat imajinatif.
d.
Bahasa yang digunakan bersifat konotatif. Hal ini ditandai dengan kata
konkret lewat pengimajian, pelambangan,
dan pengiasan. Atau dengan kata
lain dengan kata konkret dan bahsa figuratif.
e.
Bentuk fisik dan bentuk batin puisi merupakan kesatuan yang bulat dan utuh
menyatu  tidak dapat dipisahkan dan merupakan kesatuan yang padu. Bentuk
fisik dan bentuk batin itu dapat ditelaah unsur-unsurnya hanya dalam
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter