17
2012). Praktik perataan laba dilakukan oleh manajemen perusahaan yang
dapat menyebabkan pengungkapan laba di laporan keuangan menjadi tidak
memadai, bahkan terkesan menyesatkan. Hal ini berakibat investor tidak
memiliki informasi yang akurat tentang laba, sehingga investor gagal dalam
menaksir risiko investasi mereka. pemilihan metode akuntansi yang
menyajikan adanya laba yang rata dari tahun ke tahun merupakan salah satu
hal yang sangat disukai oleh manajemen dan para investor, karena laba yang
rata mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut kuat dan stabil (Atik, 2008).
Belkaoui (2011) mendefinisikan income smoothing
adalah sebagai
suatu upaya yang disengaja dilakukan manajemen untuk mencoba
mengurangi variasi abnormal dalam laba perusahaan dengan tujuan untuk
mencapai suatu tingkat yang normal bagi perusahaan. Wulandari dan
Purwaningsih (2007) mendefinisikan perataan laba sebagai tindakan yang
sengaja dilakukan oleh manajemen
untuk mengurangi perbedaan atau
perubahan laba dengan memakai cara atau metode akuntansi tertentu. Jadi
dapat disimpulkan bahwa praktik perataan laba (income smoothing) yang
dilakukan oleh manajemen konsisten untuk memaksimalkan keuntungannya.
Perataan laba dapat diakibatkan oleh dua jenis, yaitu:
1.
Natural Smoothing (Perataan Alami)
Menyatakan bahwa proses perataan laba secara inheren menghasilkan
suatu aliran laba yang rata. Perataan ini mempunyai implikasi bahwa
sifat proses perataan laba itu sendiri menghasilkan suatu aliran laba
yang rata. Hal ini
dapat kita dapati pada perolehan penghasilan dari
keperluan/pelayanan umum, dimana aliran laba yang akan rata dengan
sendirinya tanpa ada campur tangan dari pihak lain.
|