11
Sehingga apa yang dimaksud dengan Just-In-Time
menurut Imai (1997,
hal.xxiv) yang diterjemahkan oleh Kristianto Jahja mengemukakan bahwa :
sistem produksi just-in-time
adalah sistem produksi
yang dirancang untuk
mendapatkan kualitas, biaya, dan waktu penyerahan yang sebaik mungkin,
dengan menghapuskan semua jenis pemborosan yang terdapat di dalam
proses internal sehingga mampu menyerahkan produk sesuai dengan
kehendak konsumen secara tepat waktu.
Dalam memperlancar berjalannya sistem just-in-time
ini Taichi Ohno selaku
wakil presiden Toyota mendapatkan buah pemikiran yaitu sebuah perbaikan dengan
menggunakan kanban sebagai alat dalam mencapai just-in-time tersebut.
2.2 Kanban
2.2.1 Asal Muasal Kanban
Pada 1951, Eiji Toyoda memegang kendali Toyota bersama Taichi Ohno.
Taichi Ohno menumbuhkan sebuah ide baru dalam sistem just-in-time. Ketika tahun
1952 seorang temannya kembali ke Jepang (dari Amerika) dengan membawa foto-
foto dan menunjukkannya pada proyektor. Di antaranya terdapat sejumlah foto pasar
swalayan.
Ohno melihat pasar swalayan hanya memiliki satu karyawan di tempat
penjualan pintu keluar. Ohno pun tertarik dengan sistem pasar swalayan tersebut,
karena customer
mendorong sesuatu mirip
kereta, menaruh barang belanja ke
dalamnya, dan membayarnya di kasir saat akan keluar. Dengan cara ini pasar
swalayan dapat tetap berjalan walau hanya satu karyawan.
Cara ini dapat mengurangi jumlah gaji sehingga memungkinkan toko untuk
menjual barang dengan harga murah, sehingga dapat memberikan tujangan besar
bagi customer. Pada pasar swalayan ini pun customer berbelanja dalam proses hilir.
Dan hanya membeli apa yang mereka butuhkan dengan kesesuaian keuangan mereka.
|