Start Back Next End
  
19
2.1.4   Teori Keagenan
Teori agensi berkaitan dengan masalah kepemilikan perusahaan melalui
pembelian saham, Menurut Mardiyanto (2009:263) teori agensi adalah
ketidakselarasan kepentingan antara perusahaan dan kreditor. Teori agensi dalam
manajemen keuangan membahas adanya hubungan agensi, yaitu hubungan antara
principal (pemilik dan pemegang saham) dengan agen (manajemen).
Menurut Harjito dan Martono (2010:11), mengingat tujuan perusahaan adalah
memaksimumkan kemakmuran para pemegang saham yang diterjemahkan sebagai
memaksimumkan harga saham, dalam kenyataannya tidak jarang manajer
perusahaan memiliki tujuan lain yang mungkin bertentangan dengan tujuan utama
tersebut. Mengingat bahwa
manajer diangkat oleh pemegang saham, maka idealnya
mereka bertindak yang terbaik untuk kepentingan pemegang saham, namun dalam
praktiknya sering terjadi konflik antara kedua pihak tersebut yang dinamakan agency
problem. Agency problem ini dapat muncul antara manajer dan pemegang saham
atau antara kreditur dan pemegang saham. 
Dalam perusahaan besar agency problem
sangat potensial terjadi karena
proporsi kepemilikan perusahaan oleh manajer relatif
kecil. Tidak jarang tindakan
manajer bukannya memakmurkan pemegang saham, melainkan memperbesar skala
perusahaan dengan cara ekspansi atau membeli perusahaan lain. Motif utamanya
adalah untuk menghindari pengambilalihan oleh perusahaan lain. Konflik lain yang
potensial terjadi dalam perusahaan besar adalah antara pemegang saham dan
kreditur. Kreditur memiliki hak atas sebagian laba dan sebagian aset perusahaan
terutama dalam kasus kebangkrutan. Sementara itu pemegang saham memegang
pengendalian perusahaan yang sangat menentukan profitabilitas dan resiko
perusahaan (Harjito dan Martono: 2010:12)
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter