16
terhadap perusahaan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau
organisasi.
Di dalam buku Metodologi Penelitian Untuk Public Relations: Kuantitatif dan
Kualitatif menurut Sutisna (dalam Ardianto.2011:99) mengemukakan bahwa,
image
adalah realitas, seperti yang dikemukakan Bernstein dalam
Gronroos. Oleh karena itu, program pengembangan dan perbaikan citra
harus didasarkan pada realitas. Jika citra tak sesuai dengan realitas dan
kinerja kita tidak baik, itu adalah kesalahan kita dalam berkomunikasi.
Jika citra sesuai dengan realitas dan merefleksikan kinerja kita yang
buruk, itu berarti kesalahan kita dalam mengelola organisasi.
Menurut Siswanto Sutojo (2004), dalam bukunya Membangun Citra Perusahaan
yang dikutip oleh Elvinaro Ardianto (2013:63) di dalam buku
Handbook Of Public
Relations bahwa, citra perusahaan yang baik dan kuat mempunyai manfaat: Pertama,
daya saing jangka menengah dan panjang yang mantap. Banyak perusahaan berusaha
memenangkan persaingan pasar dengan
cara
menyusun strategi pemasaran taktis.
Kedua, menjadi perisai selama masa krisis. Terlihat sebagian besar masyarakat dapat
memahami atau memaafkan kesalahan yang dibuat perusahaan dengan citra baik
sehingga
menyebakan mereka mengalami krisis. Ketiga, menjadi daya tarik eksekutif
handal, yang mana eksekutif handal adalah aset perusahaan. Keempat, meningkatkan
efektifitas strategi pemasaran. Kelima, menghemat biaya operasional karena citranya
baik.
|