Start Back Next End
  
16
2.3.6
Metode Penilaian Persediaan
Menurut Weygandt, Kieso dan Kimmel (2007, p336), dalam menilai persediaan ada
beberapa cara yang dapat digunakan, diantaranya dengan:
1.
First-In, First-Out (FIFO)
Metode ini mengasumsikan bahwa barang yang pertama kali dibeli adalah
barang yang pertama kali dijual. Dengan metode FIFO, harga pokok barang
yang lebih dulu dibeli merupaka biaya yang pertama kali diakui sebagai harga
pokok penjualan.
2.
Average Cost Method (AC)
Metode ini mengasumsikan bahwa barang yang tersedia untuk dijual memiliki
biaya per unit yang sama (rata-rata). Bedasarkan metode AC, harga pokok
barang tersedia untuk dijual dialokasikan pada dasar biaya rata-rata tertimbang
per unit.
3.
Last-In, First-Out (LIFO)
Metode ini mengasumsikan bahwa barang yang terakhir dibeli adalah barang
yang pertama kali dijual. Berdasarkan metode LIFO, harga pokok barang yang
terakhir dibeli adalah yang pertama kali ditetapkan dalam menghitung harga
pokok penjualan.
Herlin Tundjung Setijaningsih, Cecilia Dewi Pratiwi mengatakan (2009: p50) bahwa,
“Terdapat 3 metode penilaian persediaan, yaitu First In First Out (FIFO), Last In First Out
(LIFO), dan average (rata-rata). Pemilihan metode penilaian persediaan untuk perusahaan di
Indonesia megacu pada Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan (PSAK) No.14 (revisi
2008), yang memberikan kebebasan untuk menggunakan salah satu alternatif metode
persediaan. Namun, PSAK No.14 mengindikasikan bahwa hanya 2 metode persediaan, yaitu
FIFO dan metode rata-rata yang dapat dipilih.”
Perbedaan antara metode FIFO, LIFO dan average adalah sebagai berikut :
FIFO, menghasilkan laba bersih tinggi karena semua harga meningkat,
nilai persediaan tinggi, dan harga pokok penjualan rendah karena
menggunakan harga sebelumnya.
LIFO, menghasilkan laba bersih rendah, nilai persediaan rendah, dan
harga pokok penjualan meningkat.
Average, menghasilkan laba yang berada diantara metode FIFO dan
LIFO.
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter