17
utang) mengenai order pembelian yang sudah dilkeluarkan oleh
perusahaan.
d.
Prosedur permintaan barang. Dalam prosedur ini fungsi penerimaan
melakukan pemeriksaan mengenai jenis, kuantitas, dan mutu barang yang
diterima dari pemasok, dan kemudian membuat laporan penerimaan barang
untuk menyatakan penerimaan barang dari pemasok tersebut.
e.
Prosedur pencatatan utang. Dalam prosedur ini fungsi akuntansi
memeriksa dokumen-dokumen yang berhubungan dengan pembelian (surat
order pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur dari pemasok) dan
menyelenggarakan pencatatan utang atau mengarsipkan dokumen sumber
catatan utang.
f.
Prosedur distribusi pembelian. Dalam prosedur ini meliputi rekening
yang didebit dari transaksi pembelian untuk kepentingan pembuatan
laporan manajemen.
2.3.7.
Resiko Pelaksanaan dan Pencatatan Dalam Siklus Perolehan
Menurut Jones dan Rama (2009: 70-71),
resiko pelaksanaan dan
pencatatan dalam siklus perolehan yaitu :
A.
Resiko pelaksanaan untuk penerimaan barang dan jasa. Resiko pelaksanaan
adalah resiko-resiko yang berhubungan dengan pertukaran barang atau jasa
yang sebenarnya dengan pemasok.
1.
Barang atau jasa yang diterima tidak terotorisasi.
2.
Penerimaan barang atau jasa yang diharapkan tidak terjadi, terlambat,
atau secara tidak sengaja dilakukan dua kali.
3.
Jenis barang atau jasa yang diterima salah.
4.
Salah jumlah, kualitas, atau harga.
5.
Salah pemasok.
B.
Risiko pencatatan. Risiko pencatatan menunjukkan risiko bahwa informasi
kejadian tidak ditangkap secara akurat dalam sistem informasi perusahaan.
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, untuk fungsi pembelian
dan
penerimaan, kejadian-kejadian meliputi membuat permintaan, pesanan
pembelian, dan menerima barang dan jasa.
1.
Mencatat kejadian (permintaan, pesanan pembelian, atau penerimaan)
yang tidak pernah terjadi.
|