25
pertimbangkan adalah keputusan mengenai sumber modal yang akan mereka
pergunakan untuk kegiatan operasional perusahaan. Salah satu modal yang
dapat mereka pergunakan adalah utang.
2.6.2.
Prosedur Pencatatan Utang
Menurut Mulyadi
(2010: 342),
ada dua metode pencatatan utang:
account payable
dan voucher
payable procedure. Dalam account procedure,
catatan utang adalah berupa kartu utang yang diselenggarakan untuk tiap
kreditur, yang memperlihatkan catatan mengenai nomor faktur dari pemasok,
jumlah yang terutang, jumlah pembayaran, dan saldo utang. Dalam voucher
payable procedures, tidak diselenggarakan kartu utang, namun digunakan arsip
voucher (bukti kas keluar) yang disimpan dalam arsip menurut abjad atau
menurut tanggal jatuh temponya. Arsip bukti kas keluar ini berfungsi sebagai
catatan utang.
2.6.3.
Voucher Payable Procedures
Menurut Mulyadi
(2010: 345-349),
dokumen yang digunakan dalam
voucher payable procedure adalah:
1.
Bukti kas keluar atau kombinasi bukti kas keluar dan cek (voucher
atau
voucher
check). Bukti kas keluar ini merupakan formulir pokok dalam
voucher payable procedure. Formulir ini mempunyai 3 fungsi: (1) sebagai
surat perintah kepada bagian kasa untuk melakukan pengeluaran kas
sejumlah yang tercantum didalamnya, (2) sebagai pemberitahuan kepada
kreditor mengenai tujuan pembayarannya (sebagai remittance advice), dan
(3) sebagai
media untuk dasar pencatatan utang dan persediaan atau
distribusi lain.
Catatan akuntansi yang digunakan dalam voucher
payable
procedure
adalah:
1.
Register bukti kas keluar (voucher register).
2.
Register cek (check register).
Prosedur pencatatan utang dengan voucher payable procedure
dapat
dibagi menjadi berikut:
1.
One-time Voucher procedures.
One-time Voucher procedures
ini
dibagi menjadi dua:
a.
One-time Voucher procedures dengan dasar tunai (cash basis).
Dalam prosedur ini, faktur yang diterima oleh fungsi akuntansi
|