Start Back Next End
  
27
Park menjelaskan dampak masyarakat atas perilaku kita dalam hubungannya
dengan peran, namun jauh sebelumnya Robert Linton (1936), seorang
antropolog,
telah mengembangkan Teori Peran.Teori Peran menggambarkan interaksi sosial
dalam terminologi aktor-aktor yang bermain sesuai dengan apa-apa yang ditetapkan
oleh budaya.Sesuai dengan teori ini, harapan-harapan peran merupakan pemahaman
bersama yang menuntun kita untuk berperilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut teori ini, seseorang yang mempunyai peran tertentu misalnya
sebagai dokter, mahasiswa, orang tua, wanita, dan lain sebagainya, diharapkan agar
seseorang tadi berperilaku sesuai dengan peran tersebut. Mengapa seseorang
mengobati orang lain, karena dia adalah seorang dokter. Jadi karena statusnya adalah
dokter maka dia harus mengobati pasien yang datang kepadanya.Perilaku ditentukan
oleh peran sosial.
Kemudian, sosiolog yang bernama Glen Elder (1975) membantu memperluas
penggunaan teori peran. Pendekatannya yang dinamakan “life-course” memaknakan
bahwa setiap masyarakat mempunyai harapan kepada setiap anggotanya untuk
mempunyai perilaku tertentu sesuai dengan kategori-kategori usia yang berlaku
dalam masyarakat tersebut. Contohnya, sebagian besar warga Amerika Serikat akan
menjadi murid sekolah ketika berusia empat atau lima tahun, menjadi peserta pemilu
pada usia delapan belas tahun, bekerja pada usia tujuh belah tahun, mempunyai
istri/suami pada usia dua puluh tujuh, pensiun pada usia enam puluh tahun.
Di Indonesia berbeda, usia sekolah dimulai sejak tujuh tahun, punya
pasangan hidup sudah bisa usia tujuh belas tahun, pensiun usia lima puluh lima
tahun. Urutan tadi dinamakan “tahapan usia” (age grading). Dalam masyarakat
kontemporer kehidupan kita dibagi ke dalam masa kanak-kanak, masa remaja, masa
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter