17
j.
Penetapan nilai slump, ditetapkan berdasar-kan pelaksanaan pembuatan,
pengangkutan,penuangan, pemadatan maupun jenis strukturnya.
Nilai slump
yang
digunakan dapat dilihat pada tabel 2.6 mengenai penetapan nilai slump.
Tabel 2.6 Penetapan Nilai Slump (cm)
Pemakaian Beton
Maksimum
Minimum
Dinding, plat pondasi dan pondasi telapak
bertulang
12,5
5,0
Pondasi telapak tidak bertulang, kaison dan
struktur di bawah tanah
9,0
2,5
Plat, balok, kolom dan dinding
15
7,5
Pengerasan jalan
7,5
5,0
Pembetonan masal
7,5
2,5
Sumber : SNI 03-2834-2000, Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal
k.
Penetapan ukuran maksimum agregat kasar.
l.
Menentukan jumlah air per meter kubik beton berdasarkan ukuran maksimum
agregat. Perkiraan kadar air yang digunakan dapat dilihat pada tabel 2.7
Tabel 2.7
Perkiraan Kadar Air Bebas (kg/m³) yang Dibutuhkan untuk Beberapa
Tingkat Kemudahan Pengerjaan Adukan Beton
Ukuran besar
agregat maksimum
(mm)
Jenis Agregat
Slump (mm)
0-10
10-30
30-60
60-180
10
Batu tak dipecahkan
150
180
205
225
Batu pecah
180
205
230
250
20
Batu tak dipecahkan
135
160
180
195
Batu pecah
170
190
210
225
40
Batu tak dipecahkan
115
140
160
175
Batu pecah
155
175
190
205
Sumber : SNI 03-2834-2000, Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal
Jika agregat halus
(alami) berbeda jenis dengan agregat kasar
(batu pecah)
yang
digunakan, maka jumlah air yang diperkirakan diperbaiki dengan rumus :
...................................................................................................(2.3)
|