Start Back Next End
  
21
P : persentase agregat halus terhadap agregat campuran
K : persentase agregat kasar terhadapagregat campuran
s.
Penentuan berat jenis beton. Dengan data berat jenis agregat campuran (langkah r)
dan
kebutuhan air 
tiap meter kubik beton, maka dapat diperkirakan berat jenis
betonnya.
t.
Kebutuhan agregat campuran. Diperoleh dengan mengurangi berat beton per meter
kubik dengan kebutuhan air dan semen.
u.
Hitung berat agregat halus, dengan cara mengalikan kebutuhan agregat campuran
(langkah t) dengan persentase berat agregat halusnya (langkah q)
v.
Hitung berat agregat kasar, dengan cara mengurangi kebutuhan agregat campuran
(langkah t) dengan kebutuhan agregat halus (langkah u).
Untuk hasil kuat tekan, benda uji menggunakan cetakan kubus dihasilkan nilai
dalam K , contoh : K-400,  kekuatan tekan beton sebesar 400 kg/cm2,  dengan benda uji
kubus 15 x 15 x 15 cm dan untuk benda uji berbentuk silinder  menggunakan f’c, contoh
f’c
40 MPa adalah kekuatan tekan beton sebesar 40 MPa, dengan benda uji silinder
diameter 15 cm tinggi 30 cm. 
2.8 
Penelitian Sebelumnya 
Penelitian ini mengacu pada laporan atau jurnal dari penelitian yang sudah pernah
dilakukan sebelumnya. Berikut adalah rangkuman dari jurnal-jurnal tersebut : 
a.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh I.B. Dharma Giri,  I Ketut Sudarsana1
dan N.L.P. Eka Agustiningsih dengan judul Kuat Tarik Belah Dan Lentur Beton Dengan
Penambahan Styrofoam (Styrocon),  yang bertujuan untuk  mengetahui hubungan antara
nilai kuat tarik belah dan lentur beton dengan penambahan butiran styrofoam dengan
variasi persentase 0%, 10%, 20%, 30%, 40%. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter