7
Faktor diagnostik dan terapi idealnya terapi diberikan sedini mungkin dan
melibatkan beragam profesi keahlian. Tidak mudah membuat diagnosis dini untuk
ASD, terutama bila dokternya belum banyak pengalaman. Autisme bukan gangguan
perilaku semata, tapi ada sebab fisik yang mendasarinya dari sistem pencernaan,
sistem imun, sehingga diperlukan terapi untuk pengobatan fisiknya.
Metode yang diperlukan untuk menyembuhkan anak yang mengalami
autisme dan juga diperlukan terapi, yaitu :
1.
Metode Lovaas
Terapi ini paling banyak dipakai di Indonesia saat ini. Anak diberi pelatihan
khusus dengan metode reward and punishment. Terapis meminta anak
melakukan sesuatu tindakan yang spesifik dan konkret, jika anak menurut
akan diberi hadiah yang berarti untuknya. Jika tidak menurut, tidak diberi
apa-apa. Permintaan terapis ini diulangi sampai berhasil. Tetapi tidak boleh
terlalu terus-menerus menggunakan dengan cara seperti ini,karena dapat
memberikan suggesti pada anak untuk mengerjakan sesuatu demi
mendapatkan barang, bukan untuk sebagai kemauan diri sendiri.
2.
Terapi Okupasi
Tujuannya untuk melatih motorik halus,pada umumnya perkembangan
motorik halus anak yang mengalami autism. Gerakannya kaku. Mereka sulit
memegang pensil atau sendok salah satu nya three jaw chucks. Terapi ini
akan melatih otot-otot motorik halus agar anak autisme bisa menjadi mandiri
3.
Terapi Fisik
Selain motorik halus, anak autisme
juga terganggu pada motorik kasarnya
yakni gerakan-gerakan besar. Hal ini karena perkembangan ototnya tidak
normal. Keseimbangan anak autisme
kurang baik, sehingga mereka kadang
berjalan dengan kaku, gerakan patah-patah seperti robot. Biasanya anak akan
diajari
membangun koordinasi otot-otot misalnya: duduk, berguling,
menendang, menangkap bola dan lain-lain.
4.
Terapi Visual
Pada umumnya anak autisme
lebih mudah belajar secara visual dengan cara
melihat. Hal inilah yang dijadikan dasar uji mengembangkan pembelajaran
dengan sistem komunikasi bergambar. Misalnya dengan : pengenalan bentuk-
bentuk binatang, buah dan gerakan lewat gambar.
5.
Terapi Integrasi
Sensasi
Terapi ini dapat merangsang koneksi sinapstik yang lebih kompleks.
Terapi ini adalah gabungan terapi okupasi dan fisik. Biasanya anak akan
dibantu menerapkan kemampuan sesuai dengan keperluan. Misalnya menatur
gerak secara tepat ( kapan saatnya duduk, lari dan melompat).
6.
Terapi Wicara
Melatih bicara anak dalam komunikasi 2 arah, menyangkut dengan bahasa
artikulasi, suara, irama kelancaran. Yang secara awal dengan bahasa ibu, dan
dengan artikulasi membantu anak yang mengalami autisme dalam
pembicaraan ucapan, contohnya kata "BIRU" diucapkan oleh si anak menjadi
|