Start Back Next End
  
6
tahun, dan 40% dari anak-anak dalam penelitian baru didiagnosis setelah berusia 4
tahun atau lebih. "Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang didiagnosis
autisme dan diberikan terapi dan pengobatan dan akan terlihat manfaatnya seiring
pelatihan berlangsung. Semua anak sebaiknya diperiksa kemungkinan mengalami
autisme pada usia 18 dan 24 bulan. Orangtua perlu segera bertindak cepat jika ada
kekhawatiran mengenai per-kembangan anaknya yang terganggu. Para orangtua
sebaiknya membicarakan dengan dokter apabila melihat perbedaan pada anaknya
dibandingkan anak-anak lainnya. (http://www.cdc.gov)
Di Jakarta sendiri pada saat ini terdapat beberapa lembaga yang menangani
yang mengalami autisme. Pada grafik dapat diketahui bahwa lembaga penanganan
pasien yang mengalami autisme terkonsentrasi di daerah Jakarta Selatan, Jakarta
Barat, dan Jakarta Timur, masing-masing sebesar 47%, 29%, dan 15%. Sementara
untuk daerah Jakarta Pusat dan Jakarta Utara, masih sedikit lembaga yang
menangani pasien autisme dengan persentase masing-masing 6% dan 3%. Sehingga
masih dibutuhkan banyak lagi lembaga penanganan masalah autisme
untuk daerah
Jakarta Pusat dan Jakarta Utara agar masyarakat di daerah tersebut mendapatkan
pelayanan yang layak bagi anggota keluarga yang mengalami autisme. Kelahiran di
Indonesia enam juta per
tahun , maka jumlah penyandang autisme
di Indonesia ,
bertambah 0,15% atau 6.900 pertahun. Jumlah anak penderita autisme di Indonesia
diperkirakan 150.000 – 200.000 anak. Jumlah anak laki-laki penderita autisme pun
dapat mencapai tiga kali dibanding anak perempuan. 
Solusi: Melakukan usaha rehabilitasi, Terapi Perilaku, Terapi Bicara, Terapi Okupasi,
Terapi Sensory, Integration, Terapi Auditory, Terapi Vision, Senam Otak.
Tujuan: Memperbaiki  ASD , SHG Anak mampu hidup seperti anak lainnya mampu
mengikuti kegiatan belajar.
Terapi  motorik kasar memerlukan jaringan otot dan gerakan tubuh lainnya
(yang menggunakan otot-otot besar di lengan, paha, badan, dan kaki). Kegiatan
motorik kasar untuk anak-anak autisme ini dapat memperkuat otot
fisik dan sambil
mengembangkan keterampilan pada anak . Tetapi terapi motorik kasar ini perlu
secara perlahan disampaikan ke anak yang mengalami autisme, karena anak autisme
pun tidak dapat secara cepat menangkap perkataan yang kita sampaikan. Dan anak
akan berusaha melakukan hal terutama dalam permainan yang akan dilakukan dan
motorik kasar ini sangat memberikan manfaat pada perkembangan dalam
menerapkan setiap keterampilan-keterampilan yang diminati si anak sendiri. Banyak
pilihan yang tersedia untuk orang tua dan para profesional terapi yang bekerja pada
pemenuhan tujuan motorik kasar dalam rencana terapi anak yang mengalami autisme.
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan yaitu :
Beberapa terapi yang dilakukan dengan motorik halus
adalah kemampuan
seorang anak melakukan kegiatan yang berkaitan dengan pengendalian gerak dan
kemampuan memusatkan perhatian
biasanya pada jari-jari tangan. Setiap anak
mampu mencapai tahap perkembangan motorik halus yang optimal asal
mendapatkan stimulasi tepat contohnya pada permainan Pinch (jepitan baju), Grasp
(kekuatan menggenggam), Threejaw Chuck (memegang pensil secara tepat) dan
lain-lain. Anak
membutuhkan rangsangan untuk mengembangkan
kemampuan
mental dan motorik halusnya. 
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter