Start Back Next End
  
dipertegas dan tidak terlalu jauh menangani produksi. Hal ini untuk memberikan
kesempatan tumbuhnya industri perfilman Indonesia.
PPFI juga berperan aktif dalam aktifitas perfilaman baik nasional, regional dan
internasional. Mengusulkan kepada eksekutif/legislatif  sebuah peraturan/undang-
undang yang dapat memberi perlindungan kepada anggota-anggota yang berusaha
dibidang production house. Melakukan terobosan pemasaran film-film produksi
anggotanya, baik ke pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri. Melakukan
pendekatan kepada stasiun (broadcast) agar tetap tercipta peluang atas produksi
seluruh anggota PPFI. Menjalin kerjasama antar PPFI dengan Asosiasi Stasiun
Televisi di Indonesia dalam rangka pembinaan dan produksi film layar lebar.
2.8 
FFI
Festival Film Indonesia (FFI) merupakan ajang penghargaan tertinggi bagi
dunia perfilman di Indonesia. FFI pertama kali diselenggarakan pada tahun 1955 dan
berlanjut pada tahun 1960 dan 1967 (dengan nama Pekan Apresiasi Film Nasional),
sebelum akhirnya mulai diselenggarakan secara teratur pada tahun 1973.
Mulai penyelenggaraan tahun 1979, sistem Unggulan (Nominasi) mulai
dipergunakan. FFI sempat terhenti pada tahun 1992, dan baru diselenggarakan
kembali tahun 2004. Pada perkembangannya, diberikan juga penghargaan Piala
Vidia untuk film televisi.
Pada tahun 1966 mulai diberikan Piala Citra kepada pemenang penghargaan. Piala
Citra yang dipergunakan hingga FFI 2007 ini merupakan hasil rancangan dari
seniman patung (Alm) Sidharta. Ketika FFI yang semula diselenggarakan Yayasan
Film Indonesia (YFI) diambil alih oleh pemerintah, tahun 1979, Piala Citra pun
disahkan oleh Menteri Penerangan masa itu, yaitu Ali Murtopo.
Citra sendiri yang berarti 'bayangan' atau 'image' awalnya adalah sebuah sajak karya
Usmar Ismail. Sajak ini kemudian dijadikan sebagai karya lagu oleh Cornel
Simanjuntak. Berikutnya Usmar Ismail menjadikannya sebagai sebuah film. Dalam
tradisi FFI, Citra kemudian dijadikan nama piala sebagai simbol supremasi prestasi
tertinggi untuk bidang perfilman. 
Sebelumnya ada beberapa nama yang diusulkan untuk Piala ini yaitu:
1.
Citra (Bayangan Wajah)
2.
Mayarupa (Bayangan yang Terwujudkan)
3.
Kumara (Cahaya Badan)
4.
Wijayandaru (Cahaya Kemenangan)
5.
Wijacipta (Kreasi Besar)
6.
Prabangkara (Nama Ahli Sungging Majapahit)
7.
Mpu Kanwa (Nama Sastrawan Majapahit)
Pada FFI 2008 mulai digunakan Piala Citra bentuk baru. Sejumlah seniman seni rupa
dan seni patung bekerja membuat rancangan Piala Citra dengan memodifikasi desain
Piala Citra yang terwujud selama ini yaitu Heru S. Sudjarwo, S.Sn (Kordinator),
Prof. Drs. Yusuf Affendi MA, Drs. H. Dan Hisman Kartakusumah, Indros Sungkowo
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter