Start Back Next End
  
2.2.3.2 Kathina
 
Hari raya Kathina merupakan upacara persembahan
jubah kepada Sangha setelah menjalani Vassa. Jadi setelah
masa Vassa
berakhir, umat Buddha memasuki masa Kathina
atau bulan Kathina. Dalam kesempatan tersebut, selain
memberikan persembahan jubah Kathina,
umat Buddha juga
berdana kebutuhan pokok para Bhikkhu, perlengkapan vihara,
dan berdana untuk perkembangan dan kemajuan agama
Buddha.
2.2.3.3 Asadha
Kebaktian untuk memperingati Hari besar Asadha
disebut Asadha Puja / Asalha Puja. Hari raya Asadha,
diperingati 2 (dua) bulan setelah Hari Raya Waisak, guna
memperingati peristiwa dimana Buddha membabarkan Dharma
untuk pertama kalinya kepada 5 orang pertapa (Panca Vagiya)
di Taman Rusa Isipatana, pada tahun 588 Sebelum Masehi.
Kelima pertapa tersebut adalah
Kondanna, Bhadiya, Vappa,
Mahanama dan Asajji, dan sesudah mendengarkan khotbah
Dharma, mereka mencapai arahat.
2.2.3.4 Magha Puja
Hari Besar Magha Puja
memperingati disabdakannya
Ovadha Patimokha, Inti Agama Buddha dan Etika Pokok para
Bhikkhu. Sabda Sang Buddha di hadapan 1.250 Arahat yang
kesemuanya arahat tersebut ditahbiskan sendiri oleh Sang
Buddha (Ehi Bhikkhu), yang kehadirannya itu tanpa diundang
dan tanpa ada perjanjian satu dengan yang lain terlebih
dahulu, Sabda Sang Buddha bertempat di Vihara Veluvana,
Rajagaha. Tempat ibadah agama Buddha disebut Vihara.
2.2.4 Agama Buddha di Indonesia
Agama Buddha bagi bangsa Indonesia sebenarnya bukanlah agama
baru. Ratusan Tahun yang silam agama ini pernah menjadi pandangan
hidup dan kepribadian bangsa Indonesia tepatnya pada zaman kerajaan
Sriwijaya, kerajaan Maratam Purba dan keprabuan Majapahit. Candi
Borobudur, salah satu warisan kebudayaan bangsa yang amat kita
banggakan tidak lain cerminan dari kejayaan agama Buddha di zaman
lampau.
Antara tahun 850 hingga awal abad-13, kerajaan Sriwijaya
diperintah oleh keluarga Syailendra yang pernah berkuasa di Mataram,
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter