perhatian dalam surat kabar besar seperti
Le Monde dan Le Figaro. Affandi
tinggal di sana kurang lebih setahun lamanya. Ketika pameran di Paris ia
diberi kesempatan untuk memaparkan konsep seni lukisnya oleh Kedutaan
Besar Republik Indonesia. Ceramah itu diberi judul : Affandi oleh Affandi.
Dia mengemukakan prinsip-prinsip hidup dan pandangan-pandangan
keseniannya. Antara lain dikatakan: Kesenian saya tidak berpangkal dari
keindahan, tetapi dari kemanusiaan. Meskipun saya hendak melukis, kalau
melihat anak saya sakit, maka saya akan menundanya.
Affandi juga ditunjuk oleh pemerintah Indonesia untuk mewakili
Indonesia dalam pameran Internasional (Biennale Exhibition) tiga kali
berturut-turut, yaitu di Brasil (1952), di Venice (Italia-1945), dan di Sao
Paulo (1956). Di Venice, Italia, Affandi berhasil memenangkan hadiah.
Pulang ke Tanah Air
dicalonkan oleh PKI untuk mewakili orang-orang tak berpartai dalam
pemilihan Konstituante. Dan terpilihlah ia, seperti Prof. Ir. Saloekoe
Poerbodiningrat, untuk mewakili orang-orang tak berpartai. Dalam sidang
konstituante, menurut Basuki Resobowo yang teman pelukis juga, biasanya
Affandi cuma diam, kadang-kadang tidur. Tapi ketika sidang komisi, Affandi
angkat bicara. Dia masuk komisi Perikemanusiaan (mungkin sekarang HAM)
yang dipimpin Wikana, teman dekat Affandi sejak sebelum revolusi.
Topik
yang diangkat Affandi adalah tentang perikebinatangan, bukan
perikemanusiaan dan dianggap sebagai lelucon pada waktu itu. Affandi
dan lingkungan walau hidup di era teknologi. Ketika Affandi mempersoalkan
'Perikebinatangan' tahun 1955, kesadaran masyarakat terhadap lingkungan
hidup masih sangat rendah. (http://kultur-majalah.com. (Affandi, Seniman yang
Affandi juga termasuk pimpinan pusat
Lembaga Kebudayaan Rakyat
(Lekra), organisasi kebudayaan terbesar yang dekat dengan Presiden
Soekarno yang dibubarkan oleh rezim Soeharto. Di sana ia bergelut di bagian
|