Start Back Next End
  
seni rupa Lembaga Seni Rupa bersama Basuki Resobowo dan Henk
Ngantung.
Affandi dan Lukisan
Pada tahap permulaan melukis Affandi menunjukkan karya-karya
yang realisme fotografis. Menampilkan motif setepat mungkin, sebagaimana
mata melihat wujud fisiknya. Affandi menunjukkan impresi ruang yang
dicapai oleh muslihat perspektif, baik garis maupun warna. Demikian juga
proporsi, anatomi, texture rendering, gelap, terang dan sebagainya. Pada
tahap realisme fotografis ia lebih cenderung kepada tujuan teknik. Melihat
hasil karyanya, Affandi bukan tergolong pelukis yang mampu berkarya luar
kepala dengan sepenuh daya khayal, melainkan tipe pelukis yang harus
dirangsang oleh gejala obyektif luarnya. Namun tidak semua gejala tersebut
dapat mengilhaminya, untuk itu ia sering melakukan pengembaraan. Ia
melukis obyeknya secara langsung. Oleh karena itu ia lebih banyak melukis
di luar rumah.  
Dalam melukis Affandi melangkah dengan lebih mengutamakan
kebebasan berekspresi. Dilandasi jiwa kerakyatan, Affandi tertarik dengan
tema kehidupan masyarakat kecil. Teknik melukis bentuk bahkan yang
cenderung memperintah objeknya seperti yang dilakukan angkatan Moi India
Jelita, dirasakan Affandi tidak mewakili Kondisi masyarakat dengan
kemerlaratan akibar penjajahan. Dengan pengalaman dan melihat kondisi
masyarakat yang menderita, Affandi lebih tergugah mengungkapkan lewat
tumpahan dan goresan warna kusam dan tema kemelaratan, pengamatan
terhadap sensitivitas lingkungan
diungkapkan secara lugas, sehingga
karyanya yang berjudul “Pejuang Romusa” yang menampilkan rakyat dalam
kemelaratan tidak di tampilkan Jepang dalam usaha mengumandangkan
perjuangan Romusa. Jepang yang saat itu merebut simpati masyarakat lewat
gerakan Romusa, merekrut masyarakat Indonesia untuk bersatu melawan
Belanda dan sekutunya melihat karya Affandi kurang menguntungkan
pihaknya. Menurut pihak Jepang karya tersebut memperlihatkan kekejaman
penjajah terhadap penduduk.  
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter