Start Back Next End
  
15
Menggertak kuda, di tiap ayun menungging kepala.
—Joko Pandan! Di manakah ia!
Hanya padanya seorang kukandung dosa.
Berberita ringkik kuda muncullah Joko Pandan
Segala menyibak bagi reapnya kuda hitam
Ridla dada bagi derinya dendam yang tiba.
Pada langkah pertama keduanya sama baja.
Pada langkah ketiga rubuhlah Atmo Karpo
Panas luka-luka, terbuka daging kelopak-kelopak angsoka.
Malam bagai kedok hutan bopeng oleh luka
Pesta abulan, sorak sorai, anggur darah.
Joko Pandan menegak, menjilat darah di pedang
Ia telah membunuh bapanya.”
2. Rendra (1961: 30) dalam “Empat Kumpulan Sajak” meliputi empat bagian antara lain
“Kakawin kawin” dengan salah satu puisinya “Surat Kepada Bunda: Tentang Calon
Menantunya”:
“Mamma yang tercinta,
akhirnya kutemukan juga jodohku
seseorang yang bagai kau:
sederhana dalam tingkah dan bicara
serta sangat menyayangiku.
Terpupuslah sudah masa-masa sepiku.
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter