Start Back Next End
  
14
“Dengan kuku-kuku besi kuda menebah perut bumi
bulan berkhianat gosok-gosokkan tubuhnya 
di pucuk-pucuk para
mengepit kuat-kuat lutut menunggang perampok 
yang diburu
surai bau keringat basah, jenawi pun telanjang.
Segenap warga desa mengepung hutan itu
dalam satu pusaran pulang balik Atmo Karpo
mengutuki bulan betina dan nasibnya yang malang
berpancaran bunga api, anak panah di bahu kiri.
Satu demi satu yang maju terhadap darahnya
Penunggang baja dan kuda mengangkat kaki muka.
—Nyawamu barang pasar, hai orang-orang bebal!
Tombakmu pucuk daun dan matiku jauh orang 
papa.
Majulah Joko Pandan! Di mana ia?
Majulah ia kerna padanya seorang kukandung 
dosa.
Anak panah empat arah dan musuh tiga silang.
Atmo Karpo tegak, luka tujuh liang.
—Joko Pandan! Di mana ia!
Hanya padanya seorang kukandung dosa.
Bedah perutnya atapi masih setan ia
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter